
Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan yang Diwarnai Kontroversi dan Kritik
Purbaya Yudhi Sadewa, yang baru saja dilantik sebagai Menteri Keuangan, langsung menjadi sorotan setelah beberapa pernyataannya menuai kritik dari berbagai pihak. Hal ini terjadi karena sikapnya yang dinilai kurang hati-hati dalam menyampaikan pendapat, serta tindakan dari anaknya di media sosial yang juga mendapat perhatian publik.
Sejumlah kalangan bahkan menyuarakan agar Presiden Prabowo mencopotnya dari jabatan Menteri Keuangan. Meski begitu, Purbaya seolah sedang mengalami demam panggung setelah menjabat posisi penting tersebut. Tugas utama Menteri Keuangan adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara dan kekayaan negara, serta membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan. Tugas ini mencakup perumusan, pelaksanaan, dan pengawasan kebijakan di bidang fiskal dan sektor keuangan, termasuk anggaran, penerimaan pajak, bea cukai, PNBP, perbendaharaan, kekayaan negara, perimbangan keuangan, serta pengelolaan pembiayaan dan risiko.
Namun, Purbaya dinilai masih kaku dalam menanggapi isu-isu terkait keuangan negara. Hal ini terlihat saat ia melakukan rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI. Dalam pertemuan tersebut, ia sempat membahas pernyataannya tentang 17+8 Tuntutan Rakyat yang viral di media sosial. Menurut Purbaya, tuntutan tersebut hanya mewakili sebagian kecil masyarakat yang merasa belum puas dengan kondisi ekonomi saat ini.
"Kita harus memahami bahwa itu hanya suara sebagian kecil rakyat kita. Mungkin ada yang merasa hidupnya masih kurang," ujarnya saat konferensi pers di Kementerian Keuangan. Ia optimistis bahwa gelombang protes akan mereda jika perekonomian nasional membaik.
Namun, pernyataan tersebut justru memicu kritik dari masyarakat. Setelah pernyataan itu viral, Purbaya langsung memohon maaf kepada publik. Ia berjanji akan lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan ke publik, mengingat posisinya sebagai Menteri Keuangan yang selalu diawasi oleh media dan masyarakat.
Dalam rapat kerja pertamanya dengan Komisi XI DPR RI, Purbaya juga sempat mengakui bahwa gaya bicaranya dulu di LPS bisa dianggap agak "koboi". Ia menjelaskan bahwa sekarang ia tidak lagi bisa berbicara sembarangan seperti dulu karena banyak orang yang mengawasinya.
"Saya masih pejabat baru di sini, menterinya juga menteri kagetan. Jadi kalau ngomong, kalau kata Bu Sri Mulyani, gayanya koboy. Waktu di LPS sih enggak ada yang monitor, jadi saya tenang. Ternyata di Kemenkeu beda, salah ngomong langsung dipelintir sana sini," ujarnya.
Purbaya juga menjelaskan bahwa ia akan fokus pada rencana kerja dan anggaran Kementerian Keuangan tahun 2026. Ia menegaskan bahwa target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen seperti yang diharapkan Presiden Prabowo tidak bisa tercapai seketika. Namun, ia tetap berkomitmen untuk bekerja keras agar pertumbuhan ekonomi bisa meningkat secara bertahap.
Dengan penjelasan tersebut, Purbaya berharap dapat memperbaiki citranya sebagai Menteri Keuangan yang lebih profesional dan bijak dalam menyampaikan pendapat. Ia berharap masyarakat dapat memahami bahwa tugasnya sebagai Menteri Keuangan sangat berbeda dibandingkan jabatan sebelumnya di LPS.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!