Bukan Osama, Ini Dalang Serangan 9/11

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Sejarah Serangan 9/11 dan Peran Khalid Sheikh Mohammed

Serangan teror 11 September 2001 atau yang dikenal dengan 9/11 menjadi salah satu peristiwa paling memilukan dalam sejarah modern. Aksi ini menargetkan Menara Kembar World Trade Center (WTC) di New York, Amerika Serikat (AS), serta markas Departemen Pertahanan AS, Pentagon, dan pesawat keempat yang jatuh di Pennsylvania. Dalam serangan tersebut, ribuan orang tewas akibat kebakaran dan runtuhnya gedung-gedung yang menjadi sasaran.

Serangan ini dilakukan oleh kelompok teroris yang berafiliasi dengan Al Qaeda. Mereka membajak empat pesawat komersial yang sedang mengudara. Dua dari pesawat tersebut ditabrakkan ke WTC, sedangkan satu lainnya menyerang Pentagon. Pesawat keempat jatuh setelah penumpang mencoba menggagalkan rencana teroris yang ingin menyerang Capitol Hill di Washington DC.

Meski nama Osama bin Laden sering dikaitkan dengan serangan 9/11, ada sosok lain yang juga memiliki peran penting dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Berdasarkan penyelidikan Komisi 9/11, dalang sebenarnya adalah Khalid Sheikh Mohammed.

Latar Belakang Khalid Sheikh Mohammed

Khalid Sheikh Mohammed lahir sekitar tahun 1964 atau 1965 di Kuwait. Ia berasal dari keluarga yang tinggal di Provinsi Baluchistan, Pakistan, yang berbatasan dengan Afghanistan. Khalid mahir berbicara dalam empat bahasa, yaitu Arab, Inggris, Urdu, dan Baluchi. Setelah menyelesaikan pendidikan teknik mesin di North Carolina Agricultural and Technical State University pada 1986, ia pindah ke Afghanistan untuk ikut berperang melawan pendudukan Uni Soviet.

Pada 1980-an, Khalid pindah ke Kota Peshawar di barat laut Pakistan, tempat ia bertemu dengan Osama bin Laden. Hubungan antara keduanya semakin kuat saat mereka mulai merancang aksi-aksi teror yang akan dilakukan.

Peran Khalid dalam Operasi Bojinka

Sebelum serangan 9/11, Khalid sudah dikenal sebagai pelaku teror. Pada 1995, ia merancang Operasi Bojinka bersama keponakannya, Ramzi Yousef. Rencana operasi ini tidak hanya menyasar pesawat tujuan AS, tetapi juga Paus Yohanes Paulus II, Presiden AS Bill Clinton, dan pembangkit listrik tenaga nuklir sipil.

Operasi Bojinka berhasil digagalkan oleh otoritas Filipina setelah kebakaran di apartemen Manila tempat Yousef dan Abdul Hakim Murad sedang merakit bom. Murad ditangkap, sedangkan Yousef melarikan diri dan akhirnya ditangkap di Pakistan sebelum diekstradisi ke AS.

Dalam Operasi Bojinka, Khalid mengusulkan untuk membajak pesawat dan menggunakan mereka sebagai "rudal" untuk menyerang markas CIA. Usulan ini disetujui oleh Osama bin Laden pada akhir 1998 atau awal 1999. Khalid kemudian membentuk tim pembajak bersama Osama dan Muhammad Atef.

Penangkapan Khalid Sheikh Mohammed

Setelah serangan 9/11, Khalid sempat mengeklaim telah membunuh jurnalis The Wall Street Journal dan merencanakan serangan terhadap Bandara Heathrow, London, pada awal 2003. Akhirnya, Khalid ditangkap oleh AS dan Pakistan di Rawalpindi, Pakistan pada 1 Maret 2003.

Peran Khalid Sheikh Mohammed dalam serangan 9/11 menunjukkan bahwa tindakan teror tidak selalu dilakukan oleh satu individu saja, tetapi melibatkan banyak pihak yang bekerja sama. Meskipun Osama bin Laden sering dianggap sebagai tokoh utama, fakta bahwa Khalid Sheikh Mohammed memiliki peran besar dalam perencanaan menunjukkan kompleksitas dari kejahatan terorisme.