
Penemuan Jenazah yang Mencurigakan
Jenazah Brigadri Esco Faska Rely ditemukan dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Ia ditemukan dengan lehernya terikat di sebuah pohon rendah, berada di kebun milik warga, tepatnya di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat pada hari Minggu (24/8). Kejadian ini mengejutkan banyak pihak, termasuk keluarga dan kerabat korban.
Ironisnya, jasad Esco ditemukan oleh Saihun, yang merupakan mertua dari korban sendiri. Saihun mengaku bahwa ia menemukan jenazah tersebut saat sedang mencari ayam yang hilang. Ia mengatakan:
"Saya yang pertama kali menemukannya. Kalau saya tidak mencari ayam saya yang hilang, mungkin saya tidak akan tahu kalau ada mayat. Ternyata itu dia (Brigadir Esco). Padahal kami di keluarga sudah mencarinya, bahkan sampai menghubungi keluarganya juga di Bonjeruk, Lombok Tengah."
Saihun menyatakan ketidakpercayaannya terhadap kemungkinan kematian Esco akibat bunuh diri. Menurutnya, Esco adalah sosok yang baik dan tidak pernah memiliki masalah. Bahkan, ia tidak pernah melihat adanya konflik antara Esco dan istrinya.
"Apalagi dengan istrinya. Tidak pernah dilihat mereka bertengkar. Jadi kami di keluarga ini tidak percaya kalau dia meninggal karena bunuh diri," ujar Saihun.
Keanehan-keanehan yang terjadi semakin memperkuat keyakinan keluarga bahwa kematian Esco tidak wajar. Terlebih, almarhum dikenal tidak pernah menceritakan masalah atau menunjukkan tanda-tanda akan mengakhiri hidupnya.
Kondisi Istri Korban dan Harapan Keluarga
Sementara itu, istri korban yang juga berprofesi sebagai Polwan dikabarkan jatuh sakit sejak dua hari setelah Brigadir Esco dinyatakan hilang. Hal ini menambah rasa cemas dan kebingungan dalam keluarga.
Saihun menegaskan bahwa pihak keluarga berharap penyelidikan kasus ini dilakukan secara menyeluruh tanpa ada yang ditutup-tutupi. Ia menyampaikan harapan agar kepolisian bisa bekerja sebaik-baiknya, baik itu untuk menentukan apakah kematian Esco murni akibat gantung diri atau dibunuh.
"Apapun hasilnya, kami terima. Mau itu murni gantung diri atau dibunuh, kami berharap kepolisian bisa bekerja sebaik-baiknya. Kami percaya kepolisian, mengingat anak kami juga anggota yang kami yakin orangnya baik," ujarnya.
Bagi keluarga dan kerabat, Brigadir Esco dikenal sebagai sosok pendiam namun baik hati. Saat ini, mereka tengah menunggu hasil otopsi yang sudah dilakukan di RS Bhayangkara Mataram untuk memastikan penyebab pasti kematian almarhum.
Pengakuan Sepupu dan Temuan Luka Benda Tumpul
Salah satu sepupu Esco, Ricky, mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan Esco pada 13 Agustus 2025. Ia menyatakan bahwa selama komunikasi tersebut, Esco tidak menunjukkan gelagat aneh atau mencurigakan.
"Saya masih simpan chat-nya. Waktu itu dia biasa saja, tidak menunjukkan gelagat aneh atau mencurigakan," kata Ricky.
Dari hasil pemeriksaan sementara oleh polisi, ditemukan luka benda tumpul di tubuh Esco. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB, Kombes Syarif Hidayat, menjelaskan bahwa dugaan sementara menunjukkan adanya luka yang disebabkan oleh benda tumpul.
"Dugaan sementara ada benda (luka) tumpul," ujar Syarif.
Ia menambahkan bahwa polisi masih menunggu hasil autopsi dari RS Bhayangkara untuk memastikan penyebab kematian korban.
"Pemeriksaan sementara ada luka. Nanti saya lihat hasilnya," ungkapnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!