
Penyebab Curah Hujan di Banten Saat Musim Kemarau
Curah hujan yang terjadi di Provinsi Banten saat musim kemarau ternyata dipengaruhi oleh fenomena alam yang disebut Madden Julian Oscillation (MJO). Fenomena ini berdampak pada pola cuaca di wilayah tropis, termasuk Indonesia. Dalam hal ini, BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Merak memberikan penjelasan mengenai peran MJO dalam pembentukan awan hujan.
BMKG merupakan lembaga pemerintah non-kementerian yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Lembaga ini juga melakukan pemantauan dan prediksi cuaca serta iklim di seluruh wilayah Indonesia.
Provinsi Banten sendiri terletak di bagian barat Pulau Jawa. Wilayah ini terdiri dari empat kabupaten dan empat kota, yaitu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.
Apa Itu Fenomena MJO?
Madden Julian Oscillation atau MJO adalah fenomena iklim yang bergerak dari barat ke timur di wilayah tropis. Fenomena ini memengaruhi intensitas curah hujan, pola angin, dan suhu di berbagai daerah. Menurut Koordinator Pelayanan Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Merak, Tatang Rusmana, fenomena MJO aktif di Samudera Hindia dan berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
BMKG juga mencatat adanya anomali suhu muka laut (SML) sebesar 0,5 hingga 1,5°C di wilayah perairan Indonesia bagian barat. Anomali ini berpotensi meningkatkan massa uap air di beberapa area seperti Selat Sunda, perairan selatan Banten hingga Jawa Tengah, dan laut Jawa Utara Banten.
Curah Hujan di Banten Saat Ini
Berdasarkan pengamatan, curah hujan yang terjadi di Provinsi Banten saat ini masih dalam kategori ringan hingga sedang. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada aktivitas MJO, dampaknya belum terlalu ekstrem.
Namun, BPBD Kota Serang tetap mengambil langkah antisipatif untuk menghadapi potensi bencana akibat kondisi cuaca yang tidak menentu. Salah satu langkah yang dilakukan adalah persiapan personel dan logistik bantuan jika terjadi situasi darurat.
Wilayah Rawan Banjir dan Longsor
BPBD Kota Serang telah melakukan pemetaan wilayah rawan bencana. Berdasarkan data tersebut, beberapa kecamatan di Banten rentan terhadap banjir dan longsor. Untuk banjir, wilayah yang berpotensi terkena dampak antara lain Kecamatan Serang, Kasemen, Cipocok, Walantaka bagian utara, Taktakan, dan Legok BSD. Sementara itu, untuk longsor, hanya dua kecamatan yang memiliki risiko tinggi, yaitu Kecamatan Curug dan Kecamatan Taktakan.
Diat Hermawan, Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang, menjelaskan bahwa meski curah hujan tinggi dapat memicu longsor, sampai saat ini belum ada laporan bencana yang terjadi. Namun, masyarakat tetap diminta untuk waspada dan siaga mengingat kondisi cuaca yang bisa berubah sewaktu-waktu.
Imbauan untuk Masyarakat
BPBD Kota Serang mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan mengikuti informasi cuaca secara berkala. Dengan persiapan yang matang, diharapkan potensi bencana dapat diminimalisir dan masyarakat dapat lebih siap menghadapi situasi darurat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!