Bitcoin Terkena Efek September, Ini Prediksi Hingga Akhir 2025

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pergerakan Harga Bitcoin di Pekan Ketiga September

Pekan ketiga bulan September 2025 menunjukkan tanda-tanda adanya pola musiman yang dikenal sebagai September Effect, yaitu kecenderungan penurunan harga aset kripto. Hal ini terlihat dari pergerakan harga Bitcoin, salah satu aset kripto terbesar di dunia.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, pada Minggu (14/9/2025) pukul 11.00 WIB, harga Bitcoin mencapai US$ 115.696. Dalam 24 jam terakhir, harga turun sebesar 0,18%, tetapi naik sekitar 4,57% dalam seminggu terakhir. Sementara itu, dalam sebulan terakhir, harga Bitcoin mengalami koreksi sebesar 2,86%.

Analis kripto dari Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menyatakan bahwa fenomena September Effect sedikit terlihat pada Bitcoin. Ia mengamati bahwa Bitcoin memasuki bulan September dengan level harga yang lebih rendah dibandingkan akhir Agustus lalu.

“Bitcoin memasuki pekan ketiga September dengan volatilitas yang tinggi, meskipun ada lonjakan intraday terkait rilis CPI Amerika Serikat,” ujarnya kepada media.

Namun, ia menilai bahwa ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dapat mengurangi dampak dari pola musiman tersebut. Dalam jangka pendek, data makro AS seperti CPI dan data tenaga kerja masih menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga Bitcoin.

Data CPI AS yang dirilis pada 12 September lalu sesuai dengan ekspektasi pasar, sehingga memberi ruang bagi kemungkinan pemangkasan suku bunga pada pertemuan The Fed berikutnya. Hal ini bisa memicu reli teknis dan meningkatkan likuiditas pasar.

Selain itu, arus masuk dan keluar ETF serta pergerakan investor besar (whale) juga turut memengaruhi likuiditas pasar spot. Investor besar ini memiliki pengaruh signifikan karena jumlah Bitcoin yang mereka miliki sangat besar, sehingga setiap aksi beli atau jual mereka bisa memengaruhi harga pasar secara keseluruhan.

Faktor Jangka Panjang yang Mempengaruhi Bitcoin

Dalam jangka panjang, sentimen terhadap Bitcoin akan didukung oleh adopsi institusional, seperti melalui ETF maupun alokasi aset oleh perusahaan-perusahaan besar. Selain itu, perkembangan regulasi baik di tingkat AS maupun global, serta dinamika supply dan demand, juga akan berperan penting.

Fyqieh menjelaskan bahwa kinerja Bitcoin ditentukan oleh kombinasi faktor makro, struktural, dan sentimen ritel. Faktor makro meliputi suku bunga riil, sementara faktor struktural mencakup peran ETF dan likuiditas dari institusi.

“Kombinasi faktor-faktor ini akan menentukan apakah momentum bullish dapat berlanjut, atau sekadar menjadi reli sementara,” tambahnya.

Proyeksi Harga Bitcoin untuk Akhir Tahun

Menurut prediksi Fyqieh, hingga akhir September 2025, harga Bitcoin akan berada di kisaran US$ 120.000–US$ 130.000. Sementara itu, hingga akhir tahun, ia memproyeksikan harga Bitcoin berpotensi naik menuju rentang US$ 150.000–US$ 180.000.

Proyeksi ini didasarkan pada berbagai faktor yang saling terkait, termasuk kondisi pasar, kebijakan moneter, dan adopsi institusional. Meski demikian, fluktuasi pasar tetap bisa terjadi, sehingga investor perlu tetap waspada dan memantau perkembangan terkini.