
Apkasi Otonomi Expo 2025: Mendorong Transformasi Ekonomi Daerah
Apkasi Otonomi Expo (AOE) 2025 kembali dihelat sebagai salah satu acara rutin yang digelar oleh Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi). Tahun ini menjadi penyelenggaraan ke-20 dari acara tersebut, yang tidak hanya berfungsi sebagai ajang promosi dagang tetapi juga sebagai wadah untuk mendorong transformasi ekonomi daerah. AOE bertujuan memperkuat tata kelola pemerintahan, memperluas jaringan rantai pasok, serta membuka akses pasar global bagi produk lokal.
Direktur Eksekutif Apkasi, Sarman Simanjorang, menjelaskan bahwa AOE 2025 akan diselenggarakan pada tanggal 28–30 Mei 2025 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang. Acara ini akan menghadirkan sekitar 150 kabupaten dengan total 240 stan yang menampilkan produk unggulan dari masing-masing daerah. Selain itu, AOE juga menyediakan forum bisnis, pertemuan mitra kerja sama, hingga penandatanganan memorandum of understanding (MoU).
Salah satu contoh nyata yang terjadi dalam AOE tahun lalu adalah penandatanganan MoU antara Pemerintah Kabupaten Klungkung dengan investor di sektor akomodasi, pariwisata, hotel, dan villa. Kerja sama ini memiliki nilai investasi mencapai miliaran rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa AOE bukan sekadar ajang pameran, tetapi juga menjadi ruang nyata untuk mempertemukan pemerintah kabupaten dengan para investor.
Sarman menegaskan bahwa AOE 2025 fokus pada penguatan daya saing produk daerah di pasar internasional. "Tujuan utama AOE tahun ini adalah memperluas misi dari sekadar promosi dagang menjadi platform kolaborasi yang dapat meningkatkan tata kelola komunitas lokal," ujarnya. Dengan demikian, produk lokal tidak hanya bertahan, tetapi juga bisa bersaing di pasar global.
Untuk mencapai target tersebut, produk daerah harus memenuhi standar global, termasuk dalam hal mutu dan pengemasan. "Jika beratnya 250 gram, maka harus tepat 250 gram. Tidak boleh lebih atau kurang. Karena jika tidak sesuai, produk tersebut bisa di-blacklist dan bahkan dikembalikan ke negara asal," kata Sarman.
Selain itu, AOE juga menekankan pentingnya penguatan rantai pasok antar kabupaten. Dengan sistem ini, kabupaten yang memiliki kelebihan produksi dapat saling berbagi dengan kabupaten lain yang membutuhkan. Hal ini membantu menjaga ketersediaan barang dan stabilisasi harga.
Strategi internasionalisasi juga diterapkan melalui hadirnya buyer global, jejaring ritel dunia, serta peran diaspora Indonesia. Sarman menekankan pentingnya kesiapan usaha kecil menengah (UKM) dalam memenuhi standar ekspor, khususnya untuk pasar Eropa. Dengan strategi kurasi produk, penguatan rantai pasok, serta perluasan pasar global, Apkasi menargetkan AOE 2025 sebagai gerbang globalisasi produk daerah.
Dengan berbagai inisiatif dan kolaborasi yang dilakukan, AOE 2025 diharapkan mampu menjadi momentum penting dalam memajukan ekonomi daerah dan memperkuat posisi produk lokal di pasar internasional.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!