
Dampak Negatif Pembangunan Flyover Manahan terhadap Properti di Sekitar
Pembangunan infrastruktur seperti Flyover Manahan di Kota Solo tidak hanya berdampak positif pada lalu lintas, tetapi juga menimbulkan efek yang kurang menguntungkan bagi properti sekitarnya. Salah satu contohnya adalah Hotel Agas, yang kini mulai memprihatinkan keberadaannya.
Menurut Dr. Murtanti Jani Rahayu, Pakar Perencanaan Wilayah dan Kota dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, akses yang sulit dan minimnya jalan pendamping menyebabkan penurunan nilai properti di sekitar Flyover Manahan. Ia menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur ini tidak cukup direncanakan dengan baik untuk meminimalisir dampak negatif yang terjadi.
“Saya merasa kok ini diabaikan. Pembangunan atau perencanaan infrastruktur flyover di Manahan sepertinya tidak cukup membuat kajian yang diupayakan untuk meminimalisir dampak. Seakan akan pokoknya enggak ada yang sebidang. Dampak negatif ke siapapun itu menjadi resiko,” ujarnya.
Flyover yang sangat masif membuat bangunan-bangunan di sekitarnya tidak terlihat dari kejauhan. Bahkan, Hotel Agas yang memiliki tiga lantai pun tertutup oleh struktur flyover tersebut. Hal ini menyebabkan pandangan dari berbagai properti di sekitarnya terhalang. Akibatnya, daya tarik properti komersial menjadi berkurang, begitu pula dengan properti non-komersial yang juga terkena dampak karena akses yang semakin terbatas.
Perbandingan dengan Flyover Purwosari
Dr. Murtanti membandingkan Flyover Manahan dengan Flyover Purwosari, yang masih memiliki jalan pendamping yang lebih lebar di sisi kanan dan kiri. Jalan pendamping ini memberikan akses penuh kepada masyarakat, sehingga tidak mengganggu keberadaan properti di sekitarnya. Berbeda dengan Flyover Manahan, yang tidak memiliki jalan pendamping yang memadai.
“Di bawah flyover ada jalan samping yang masih bisa diakses masyarakat maupun orang luar untuk bisa mengakses bangunan di kiri kanan rel,” kata dia. Namun, di area Agas, hanya terdapat jalan kecil yang membuat fasilitas-fasilitas pendukung hotel seperti toko-toko dan lainnya tidak bisa diakses secara bebas.
Solusi yang Bisa Dilakukan
Jika jalan pendamping di Flyover Manahan dibuat lebih memadai, maka hal ini bisa menjadi solusi untuk menjaga keberadaan properti di sekitarnya. Menurut Dr. Murtanti, jika flyover dibangun dengan adanya frontage road, maka akses ke properti di sekitarnya tetap terbuka.
“Kalau flyover itu kemudian dibangun semacam frontage road, jalan pendamping yang di sampingnya itu bisa membuka atau tetap membuka akses ke properti di sekitarnya mungkin itu akan menjadi penyelamat. Jadi tidak perlu kemudian properti di sekitarnya menjadi mati,” ujarnya.
Masalah dengan JPO di Bawah Flyover Manahan
Perlintasan sebidang di bawah Flyover Manahan ditutup total. Untuk mengakomodasi pejalan kaki, Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) dibangun. Namun, JPO ini tidak efektif karena letaknya agak jauh dari persimpangan. Intensitas lalu lintas yang berkurang membuat pengguna JPO menjadi sangat sedikit.
“Intensitas lalu lintas itu menjadi berkurang, pejalan kaki, kendaraan dan semuanya menjadi serba melemah. Kalau melihat Manahan kan sayang sebenarnya kalau pintu itu ditutup. Sampai hari ini saya tidak melihat fungsi yang optimal dari JPO itu karena yang lewat juga hanya 1-2 orang yang mau enggak mau harus melewati itu gitu,” tambahnya.
Sejarah Singkat Hotel Agas
Hotel Agas merupakan salah satu hotel tertua dan legendaris di Kota Solo. Berdiri sejak tahun 1960-an, hotel ini awalnya dibangun untuk menjawab kebutuhan akomodasi tamu dari luar kota yang berkunjung ke Solo, baik untuk urusan bisnis, pemerintahan, maupun wisata. Lokasinya yang strategis di kawasan Manahan membuat hotel ini sangat diminati pada masa itu.
Selama era 1970-an hingga 1980-an, Hotel Agas menjadi pilihan utama tamu-tamu penting, mulai dari pengusaha, pejabat pemerintahan, hingga tokoh masyarakat. Arsitektur khas Jawa yang dikombinasikan dengan desain modern pada zamannya membuat hotel ini menjadi ikon.
Namun, popularitas Hotel Agas mulai menurun setelah era 2000-an. Persaingan ketat dengan hotel-hotel baru yang lebih modern serta perubahan tata kota membuat keberadaan Agas semakin terhimpit. Kondisi semakin sulit setelah pembangunan Flyover Manahan yang berdampak langsung pada akses hotel. Meski sempat berganti manajemen untuk mencoba bangkit, upaya tersebut belum berhasil mengembalikan kejayaan Hotel Agas.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!