Apindo Soroti Tingginya Angka Pengangguran Muda di RI

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Masalah Pengangguran Muda dan Kesenjangan Lapangan Kerja di Indonesia

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani, menyampaikan kekhawatiran terkait tingginya angka pengangguran muda di Indonesia. Dari total jumlah pengangguran yang ada, sebanyak 67% berasal dari kelompok usia 15 hingga 29 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda menghadapi kesulitan dalam memasuki pasar kerja.

Meskipun angka pengangguran terbuka secara nasional cenderung menurun, pemutusan hubungan kerja (PHK) masih terjadi. Akibatnya, banyak orang beralih ke sektor informal. Menurut Shinta, pengangguran terbuka mencakup masyarakat yang bekerja di sektor informal. Bahkan, seseorang yang hanya bekerja satu jam selama seminggu tetap dianggap sebagai pekerja. Ini membuat angka pengangguran terlihat rendah.

“Sektor informal tidak bisa menjamin kepastian penghasilan maupun kesejahteraan pekerja,” ujar Shinta dalam acara Meet the Leaders yang diselenggarakan oleh Universitas Paramadina. Ia mencatat bahwa saat ini hampir 60% tenaga kerja di Indonesia masih bekerja di sektor informal.

Serapan Kerja yang Rendah

Shinta juga menyoroti adanya kesenjangan antara kebutuhan lapangan kerja dan jumlah tenaga kerja yang terserap. Pada tahun 2024, diperkirakan ada kebutuhan lapangan kerja sebesar 12,2 juta orang. Namun, jumlah tenaga kerja yang terserap hanya sekitar 4,8 juta atau sekitar 39%.

“Jumlah kebutuhan lapangan kerja lebih tinggi dibandingkan jumlah tenaga kerja yang terserap. Akibatnya terjadi gap dari meningkatnya pengangguran,” jelasnya.

Tren tujuh tahun terakhir menunjukkan masalah struktural dalam penciptaan lapangan kerja. Setiap tahun, kebutuhan kerja berkisar antara 9,5 juta hingga 12,6 juta orang, tetapi yang terserap hanya 2,4 juta hingga 4,8 juta orang. “Tren ini menunjukkan masalah struktural dalam penciptaan lapangan pekerjaan,” tambahnya.

Kualitas Sumber Daya Manusia yang Tidak Sesuai

Selain jumlah lapangan kerja, Shinta juga menyoroti masalah kualitas sumber daya manusia (SDM). Berdasarkan survei Apindo, mayoritas tenaga kerja Indonesia masih memiliki pendidikan rendah. Sebanyak 36,5% hanya lulusan sekolah dasar, sedangkan lulusan perguruan tinggi mencapai 12%.

Tidak hanya itu, hanya 26% pelaku usaha yang menilai kualitas tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan industri. “Kita masih punya masalah besar dengan link and match, apa yang keluar dari pendidikan tidak bisa terserap di industri,” ujarnya.

Shinta menambahkan bahwa era digitalisasi semakin memperburuk situasi. Perubahan teknologi yang cepat membuat tantangan bagi para pekerja, terutama mereka yang kurang memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Solusi yang Diperlukan

Dalam rangka mengatasi masalah ini, diperlukan upaya yang lebih intensif untuk meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Selain itu, pemerintah dan pelaku bisnis perlu bekerja sama untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja yang berkelanjutan dan layak.

Perlu juga dilakukan peningkatan kesadaran akan pentingnya pendidikan dan pelatihan vokasi agar tenaga kerja dapat bersaing di pasar global. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan Indonesia dapat mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.