
Kasus Kematian Kepala Cabang Bank BRI yang Menggegerkan Publik
Kasus kematian tragis Kepala Cabang Pembantu Bank BRI Cempaka Putih, Muhammad Ilham Pradipta (37), menjadi perhatian besar dari masyarakat pada Agustus 2025. Peristiwa ini menimbulkan banyak tanda tanya mengenai siapa pelaku dan motif di balik kejadian tersebut.
Polisi menyatakan bahwa ada delapan orang yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penculikan yang berujung pada kematian Ilham. Dari sekian banyak tersangka, sosok Dwi Hartono alias DH menjadi sorotan utama karena diduga menjadi otak intelektual di balik peristiwa ini.
Siapa Dwi Hartono?
Dwi Hartono dikenal sebagai pengusaha sekaligus motivator asal Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi. Ia sering muncul dalam berbagai seminar dan pernah menjadi narasumber dalam acara Badan Narkotika Nasional (BNN) di Pontianak, Kalimantan Barat, pada 6 Juni 2024. Rekam jejaknya ini membuat publik terkejut, karena ia selama ini dianggap sebagai figur positif yang membawa semangat dan motivasi.
Dalam akun Instagram pribadinya, @klanhartono, DH kerap membagikan foto-foto bersama tokoh militer dan akademisi seperti Mayor Jenderal Iwan Setiawan dan Mayor Jenderal Herwin Suparjo. Namun, ketika namanya muncul dalam kasus pembunuhan Ilham, akun tersebut langsung diserbu warganet dengan komentar-komentar marah dan kecewa.
Akun Instagram Jadi Sorotan
Salah satu unggahan yang paling viral adalah video dirinya bermain biliar pada 13 Agustus 2025. Dalam caption, ia menulis, “Siapa yang berani melawan?” dengan emotikon tertawa. Video ini diunggah hanya sepekan sebelum penculikan terjadi. Komentar warganet pun penuh hujatan. Beberapa menulis, “Dulu sok motivator, sekarang malah jadi otak pembunuhan.” Bahkan ada yang menulis sinis, “Salam hangat dari sel Nusakambangan.”
Selain itu, Dwi juga pernah memamerkan keberhasilannya masuk program S-2 MBA Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia mengklaim menjadi salah satu dari 42 orang yang diterima dari ribuan pendaftar. Narasi penuh kebanggaan ini kini berbalik menjadi sorotan, karena publik mempertanyakan integritas sosok yang dulu dielu-elukan.
Penangkapan Dwi Hartono
Kasus ini dimulai pada 20 Agustus 2025, ketika Ilham diculik di area parkir Kantor Pusat PT Lotte Mart Indonesia, Ciracas, Jakarta Timur. Sehari setelahnya, tubuh Ilham ditemukan sudah tak bernyawa, dengan kondisi tangan dan kaki terikat serta mata dilakban. Peristiwa tersebut mengejutkan publik, mengingat korban dikenal sebagai pejabat bank yang ramah dan berprestasi.
Polisi cepat bertindak. Empat pelaku penculikan ditangkap lebih dahulu, sebelum akhirnya Dwi Hartono bersama YJ dan AA diamankan di Solo, Jawa Tengah, pada 23 Agustus malam. Seorang tersangka lain berinisial C ditangkap di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim.
Jejak Bisnis Dwi Hartono
Sebelum terseret kasus ini, Dwi dikenal sebagai pengusaha yang aktif di berbagai sektor. Ia mendirikan PT Hartono Mandiri Makmur yang bergerak di bidang perdagangan dan pengembangan perangkat lunak, serta PT Digitalisasi Aplikasi Indonesia (DAI) yang mengoperasikan platform Guruku.com.
Guruku digadang sebagai platform pendidikan nonformal berbasis digital yang menawarkan layanan terjangkau, mulai dari kelas daring, try out, hingga pelatihan bisnis untuk UMKM. Dengan biaya berlangganan sekitar Rp400 ribu per tahun, Guruku diklaim empat kali lebih murah daripada kompetitor.
Keunggulan Guruku terletak pada teknologi ringan yang hemat kuota sehingga bisa menjangkau daerah pelosok. Konten pembelajarannya pun bervariasi, mulai dari mata pelajaran akademik, literasi keuangan, keterampilan digital, hingga hafalan Al-Qur’an.
Selain teknologi, Dwi juga dikenal mengelola bisnis perkebunan dan kerap mengadakan acara sosial di kampung halamannya. Ia bahkan kerap mengundang artis ibu kota dan tokoh agama untuk menghadiri acara yang digelar. Citra sebagai pengusaha sukses sekaligus dermawan semakin melekat ketika ia aktif membagikan motivasi di depan pelajar dan komunitas UMKM.
Namun, citra tersebut runtuh setelah namanya dikaitkan dengan kasus pembunuhan Ilham Pradipta. Kini, publik mempertanyakan kelanjutan bisnis-bisnis yang sempat ia bangun dengan ambisi besar.
Usia, Keluarga, dan Kehidupan Pribadi
Berdasarkan penelusuran, Dwi Hartono akan genap berusia 40 tahun pada Oktober 2025. Ia lahir di Rimbo Bujang, Tebo, Jambi, dan diketahui memiliki tiga anak. Sebelum terseret kasus, DH kerap menampilkan gaya hidup perlente di media sosial, lengkap dengan narasi tentang pencapaian akademik dan kesuksesan bisnisnya.
Publik Menunggu Jawaban
Kasus ini menimbulkan banyak pertanyaan. Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, bahkan mendesak agar kepolisian segera memberikan keterangan resmi terkait peran masing-masing pelaku dan motif sebenarnya di balik penculikan serta pembunuhan Ilham.
Publik kini menanti kepastian hukum, sekaligus mempertanyakan bagaimana nasib kerajaan bisnis dan citra publik seorang Dwi Hartono. Dari sosok yang sempat dipuja sebagai motivator muda dan pengusaha sukses, ia kini berdiri di hadapan hukum dengan status tersangka kasus kriminal keji.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!