
Sejarah Kiai Deram, Ulama Berpengaruh di Banten
Kiai Deram lahir di sebuah desa yang dikenal sebagai Susukan. Desa ini terletak di daerah aliran Sungai Ciberang, tepatnya di Sajira, Lebak. Menurut cerita, kampung ini pernah menjadi tempat singgah utusan Sultan Maulana Hasanuddin saat menyusuri sungai tersebut. Keberadaan desa ini memperkaya sejarah keislaman di wilayah Banten.
Sejarah hidup Kiai Deram tidak tersedia dalam bentuk tulisan yang lengkap. Informasi yang ada berasal dari catatan Bupati Lebak tentang pesantren di Lebak, yang diserahkan kepada C. Snouck Hurgronje. Ia melakukan studi mengenai pesantren di Jawa setelah Pemberontakan Cilegon pada tahun 1888. Dari catatan ini, kita bisa mengetahui bahwa Kiai Deram adalah seorang ulama besar yang hidup pada abad ke-19, sezaman dengan Syekh Nawawi al-Bantani.
Peran ulama dalam sejarah Banten sangat penting. Mereka tidak hanya berperan dalam bidang keagamaan, tetapi juga pendidikan, sosial, budaya hingga perjuangan melawan penjajahan. Ulama Banten menjadi simbol kekuatan moral dan intelektual yang mampu membentuk identitas keislaman masyarakat secara menyeluruh. Di tengah arus modernisasi dan globalisasi, mengenal kembali sosok dan perjuangan ulama Banten menjadi penting agar nilai-nilai luhur yang mereka wariskan tetap hidup dan relevan bagi generasi masa kini.
Perjalanan Pendidikan Kiai Deram
Kiai Deram memilih untuk belajar di sebuah pesantren Tegalsari Ponorogo, yang dikenal sebagai salah satu pusat pendidikan Islam terbaik di Pulau Jawa. Pesantren ini menjadi tujuan belajar anak-anak dari pesisir utara Jawa. Bahkan, pesantren ini menjadi rujukan bagi para anak keturunan bangsawan Jawa yang ingin mempelajari dasar-dasar ilmu keislaman tradisional di bawah bimbingan seorang ulama karismatik.
Salah satu pengasuh pesantren ini adalah Kiai Hasan Besari. Raden Ronggoarsito, seorang keturunan bangsawan Jawa yang dikenal sebagai penyair dan peramal mahsyur, adalah alumni pesantren ini. Pesantren Tegalsari disebut-sebut sebagai pesantren tertua di Pulau Jawa karena diperkirakan berdiri pada tahun 1742. Kiai Deram kemungkinan besar belajar di sana pada abad ke-19.
Di pesantren tersebut, ia mempelajari dasar-dasar tata bahasa Arab menggunakan kitab awamil dan kitab jurumiah. Selain itu, ia juga mempelajari dasar-dasar ilmu tajwid, fasahah, dan qiraat. Setelah menyelesaikan pendidikannya, Kiai Deram kembali ke daerah asalnya dan mendirikan pesantren. Ia merealisasikan apa yang dipelajari dan lihatnya di Jawa Timur. Metode pengajaran yang digunakan mengutamakan bahasa Jawa Timur.
Pengembangan Pesantren dan Masjid
Materi yang diajarkan oleh Kiai Deram sama persis dengan pengajaran pesantren pada umumnya di Banten dengan metode penyampaian yang sudah umum saat itu seperti bandongan, sorogan, dan wetonan. Ia meninggal di Rabegh, tempat pemberhentian kafilah haji yang berlokasi di rute perjalanan antara Makkah dan Madinah. Sayangnya, tidak ada informasi pasti tentang tahun kematian ulama dari Sajira ini.
Salah satu peninggalan Kiai Deram adalah pesantren dan masjid. Keduanya dikembangkan kemudian oleh menantunya dan sekaligus santrinya yang terbaik yakni Kiai Haji Idris. Kiai Deram tidak memiliki anak laki-laki. Anak satu-satunya adalah Saidah yang kemudian dinikahkan dengan KH Idris bin Saidin bin Tb Pongo bin Sayid Mubarok bin TB Urip bin TB Agus Banten.
Kiai Haji Idris sendiri konon orang Cisemet asli. Menurut informasi, Kiai Haji Idris lah yang mendirikan pesantren di Kampung Babakan Masjid. Ia juga yang telah mendirikan masjid. Konon proses perizinan membuat masjid ini sangat berbelit-belit. Untuk sampai mendapatkan izin pembangunan masjid, Kiai Haji Idris harus bolak-balik tujuh kali ke kecamatan.
Anak keturunan dari Kiai Deram menyebar. Beberapa orang tinggal di Cipanas, Leuwih Damar, dan Rangkas Bitung. Kini pesantren ini sudah tinggal kenangan. Namun, tapak jejaknya masih dapat disaksikan dengan melihat keberadaan masjid tua di Kampung Babakan Masjid.
Itulah sejarah hidup Kiai Deram, tokoh yang memiliki pengaruh dalam sejarah proses penyebaran Islam di tanah Banten.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!