
Peningkatan Ekonomi Masyarakat Pesisir Melalui Pengolahan Rumput Laut
Tim Dosen Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya dari Jurusan D-3 Perbankan dan Keuangan kembali melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Desa Putrapinggan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis 7 Agustus 2025, dengan fokus pada peningkatan nilai tambah rumput laut menjadi produk agar-agar. Tujuan utamanya adalah untuk mendorong diversifikasi ekonomi bagi masyarakat pesisir.
Kegiatan dipimpin oleh Yuyun Yuniasih, S.E, M.Si. bersama anggota tim seperti Hj. Noneng Masitoh, Ir., M.M., Agi Rosyadi, S.E., M.M., Deny Hidayat, S.E., M.M., dan Dian Friantoro, S.E., M.A. Selain itu, mahasiswa Hanif Muslim Ramdani dan Fauzan Awal Romdhoni turut serta dalam pelaksanaan program ini. Program ini termasuk dalam skema Program Pengabdian Berbasis Kewirausahaan (PbM-PPBK), yang merupakan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Potensi Rumput Laut di Wilayah Pesisir Pangandaran
Dalam sambutannya, Ketua Tim, Yuyun Yuniasih, menjelaskan bahwa potensi rumput laut di wilayah pesisir Pangandaran sangat besar, namun pemanfaatannya masih terbatas. “Selama ini, masyarakat hanya menjual rumput laut dalam bentuk mentah dengan harga relatif rendah,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa melalui pelatihan ini, mereka ingin mengajarkan cara mengolahnya menjadi produk bernilai tambah seperti agar-agar.
Pelatihan diawali dengan sesi edukasi mengenai peluang usaha berbasis olahan rumput laut, termasuk tren kebutuhan pasar terhadap produk pangan sehat dan alami. Peserta kemudian diajak mempraktikkan proses pembuatan agar-agar mulai dari pencucian, perendaman, perebusan, penyaringan, hingga pencetakan menjadi lembaran kertas agar-agar.
Keunggulan Produk Olahan Rumput Laut
Salah satu anggota tim, Deny Hidayat, menjelaskan bahwa produk olahan ini memiliki keunggulan dibandingkan agar-agar sintetis, baik dari sisi gizi maupun nilai jual. “Agar-agar kertas dari rumput laut memiliki tekstur lebih alami, tidak menggunakan bahan kimia tambahan, serta dapat dipasarkan sebagai produk pangan sehat,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa jika dikemas dengan baik, produk ini bisa masuk pasar modern maupun dijual melalui e-commerce.
Peserta tampak antusias mengikuti setiap tahapan praktik. Bahkan sebagian sudah merencanakan untuk mencoba produksi skala kecil di rumah masing-masing dengan memanfaatkan hasil panen rumput laut yang melimpah. Karang Taruna dan kelompok UMKM desa berupaya akan menjadikan produk agar-agar ini sebagai salah satu ikon pangan olahan khas Putrapinggan.
Mendorong Transformasi Ekonomi Masyarakat Pesisir
Melalui kegiatan ini, Unsil tidak hanya memberi pengetahuan teknis, tetapi juga mendorong transformasi ekonomi masyarakat pesisir dari pola tradisional menjadi lebih inovatif. Selanjutnya, tim dosen melakukan pendampingan lanjutan berupa pelatihan pengemasan, pelabelan, dan pemasaran digital agar produk agar-agar rumput laut dapat bersaing di pasar yang lebih luas.
Dengan program ini, diharapkan Desa Putrapinggan di Pangandaran dapat menjadi contoh desa pesisir yang sukses memanfaatkan potensi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. Kegiatan ini juga menjadi langkah penting dalam mendukung perekonomian masyarakat pesisir yang berkelanjutan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!