
Penghargaan Green Innovator Awards Mengapresiasi Tokoh-Tokoh Berkontribusi dalam Perubahan Iklim
Penghargaan Green Innovator Awards 2024 memberikan apresiasi kepada empat tokoh yang telah berkontribusi nyata dalam mengatasi dampak perubahan iklim melalui aksi langsung. Penghargaan ini menjadi bagian dari rangkaian acara Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2024, yang diadakan pada 10-11 September 2025. Acara ini bertujuan untuk mendorong inovasi dan solusi berkelanjutan dalam menjawab tantangan lingkungan.
CEO news.aiotrade.appMetta Dharmasaputra menyampaikan bahwa penghargaan ini adalah bentuk penghargaan terhadap para pahlawan lingkungan lintas sektor. Dalam kesempatan tersebut, Metta menjelaskan bahwa penghargaan ini diberikan kepada founder startup, ilmuwan, pimpinan organisasi masyarakat sipil, serta tokoh inspiratif yang telah mendedikasikan hidupnya untuk isu lingkungan.
Kategori Penghargaan
Tahun ini, penghargaan Green Innovator Awards dibagi ke dalam empat kategori, yaitu:
The Game Changer (Startup)
Kategori ini memberikan apresiasi bagi startup yang mampu menciptakan inovasi disruptif dan solusi berkelanjutan dengan dampak signifikan terhadap masyarakat dan industri. Salah satu penerima penghargaan dalam kategori ini adalah Gusmantara Ekamukti Himawan, Managing Director dari PT Xurya Daya Indonesia (XDI). Perusahaan ini bergerak di bidang panel surya sejak 2018 dan telah membantu ratusan pemilik gedung komersial dan industri beralih ke energi bertenaga surya.
Hingga saat ini, XDI telah memasang 217 PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dengan total energi hijau yang tersalurkan mencapai 265,2 juta kWh dan menghindari emisi karbon sebanyak 237,1 juta kg.
The Guardian Honor (Lifetime Achievement)
Penghargaan ini diberikan kepada individu yang sepanjang hidupnya mendedikasikan diri untuk menghadirkan perubahan positif dan menjadi teladan. Bambang Hero Saharjo, pakar forensik kebakaran di Institut Pertanian Bogor (IPB), merupakan penerima penghargaan dalam kategori ini. Ia dikenal atas kegigihannya dalam melakukan riset untuk melacak jejak kebakaran hutan di Indonesia.
Pada tahun 2019, Bambang memenangkan John Maddox Prize di London, Inggris, atas kontribusinya dalam menggunakan bukti ilmiah untuk mendukung penegakan hukum terhadap pembakaran atau pembersihan hutan secara ilegal. Selain itu, ia juga menjadi saksi ahli dalam kasus korupsi PT Timah beberapa waktu lalu.
The Knowledge Builder (Scientist/Academic)
Kategori ini diberikan kepada ilmuwan atau akademisi yang telah menghasilkan penelitian dan inovasi yang memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat. Edvin Aldrian, yang menjabat sebagai Vice Chair Working Group I di Panel Antar Pemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC), menjadi penerima penghargaan dalam kategori ini. Ini merupakan kali kedua ia mewakili Asia Tenggara setelah sebelumnya menjabat posisi serupa selama delapan tahun.
Edvin juga aktif sebagai pembicara dalam ilmu perubahan iklim dan mengajar di Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, serta Universitas Udayana di Denpasar Bali.
Community Impact
Kategori ini memberikan apresiasi kepada individu yang melalui aksi nyata memberikan dampak langsung, signifikan, dan berkelanjutan terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Iola Abas, koordinator Nasional Pantau Gambut, menjadi penerima penghargaan dalam kategori ini. Organisasi ini fokus pada riset, advokasi, dan kampanye untuk perlindungan dan keberlanjutan lahan gambut di Indonesia.
Iola memiliki pengalaman selama 15 tahun di berbagai NGO nasional dan multinasional, seperti WRI Indonesia, Action Aid Indonesia, Save the Children, dan Greenpeace Southeast Asia. Ia menyampaikan bahwa penghargaan ini bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk berbagai komunitas lain yang telah bekerja sama dengan Pantau Gambut.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!