30 Orang Tewas, 1.000 Terluka dalam Demonstrasi Gen Z di Nepal

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

30 Orang Tewas, 1.000 Terluka dalam Demonstrasi Gen Z di Nepal

Korban Jiwa dan Luka-Luka Akibat Protes Gen Z di Nepal Meningkat

Kementerian Kesehatan dan Kependudukan Nepal melaporkan jumlah korban jiwa akibat aksi protes yang terjadi di berbagai wilayah negara tersebut. Hingga saat ini, sebanyak 30 orang dinyatakan meninggal dunia, sementara lebih dari 1.000 orang mengalami luka-luka. Protes besar-besaran ini melibatkan Generasi Z yang secara aktif terlibat dalam pergerakan sosial.

Sekretaris Kementerian, Dr Bikas Devkota, menyampaikan bahwa data yang dirilis mencakup total 30 kematian dan 1.061 kasus perawatan di 29 rumah sakit seluruh negeri. Data ini dikumpulkan setelah kementerian melakukan koordinasi dengan berbagai rumah sakit yang menangani para korban protes.

Menurut penjelasan Dr. Devkota, rincian jumlah korban meninggal adalah sebagai berikut: enam korban di Civil Service Hospital, delapan di National Trauma Centre, tiga di Everest Hospital, dua di Kathmandu Medical College Sinamangal, satu di Tribhuvan University Teaching Hospital, tiga di Frontline Hospital, dua di BP Koirala Institute of Health Sciences Dharan, serta lima di Bheri Hospital.

Selain itu, sebanyak 274 orang yang terluka masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Selain itu, 56 orang lainnya dirujuk ke rumah sakit lain untuk penanganan lebih lanjut, sementara 719 orang telah diperbolehkan pulang setelah mendapatkan perawatan.

Distribusi pasien luka-luka di beberapa fasilitas kesehatan antara lain: 48 orang di Civil Service Hospital, 58 di Trauma Centre, 20 di Bir Hospital, 25 di Tribhuvan University Teaching Hospital, 24 di Kathmandu Medical College, dan 26 orang di Birendra Military Hospital.

Lonjakan jumlah korban ini menunjukkan betapa kerasnya bentrokan dalam gelombang protes Gen Z di Nepal. Peristiwa ini memicu kekhawatiran atas eskalasi krisis sosial di negara tersebut.

Awal Mula Kerusuhan di Nepal

Kerusuhan bermula dari kebijakan pemerintah yang melarang akses ke 26 platform media sosial, termasuk Facebook, Instagram, dan X. Larangan tersebut memicu kemarahan publik, terutama dari kalangan muda yang sangat aktif di ruang digital.

Meski aturan tersebut sempat dicabut, demonstrasi tetap berkembang menjadi gerakan nasional yang menentang korupsi, nepotisme, dan otoritarianisme. Perdana Menteri K.P. Sharma Oli resmi mengundurkan diri pada Selasa (9/9/2025), menyusul bentrokan berdarah yang menewaskan sedikitnya 19 orang dan melukai ratusan lainnya.

Tentara bersenjata kini mengambil alih pengamanan di ibu kota Kathmandu dan sejumlah kota besar lainnya. Jalanan sepi di bawah jam malam tanpa batas waktu, toko-toko tutup, dan bandara internasional ditutup total. Gedung parlemen Nepal hangus terbakar, rumah-rumah pejabat termasuk kediaman pribadi PM Oli dan Presiden Ram Chandra Poudel diserbu dan dirusak massa.

Dalam surat pengunduran dirinya kepada Presiden Poudel, Oli menyatakan mundur demi meredakan ketegangan dan membuka jalan bagi penyelesaian politik sesuai konstitusi. Namun, pengunduran diri itu tidak serta-merta menghentikan amarah publik. Ribuan demonstran tetap memenuhi jalanan, menyerukan pembubaran parlemen dan pemilu baru.

“Pemerintah telah jatuh, dan kaum muda telah memenangkan protes,” tulis Sudan Gurung, tokoh demonstrasi, dalam unggahan Instagram yang viral setelah platform itu kembali bisa diakses melalui VPN.

Militer Nepal, di bawah komando Jenderal Ashok Raj Sigdel, menyerukan perdamaian dan dialog. Namun, pasukan bersenjata tetap dikerahkan ke titik-titik strategis, termasuk kompleks pemerintahan dan bandara. Presiden Poudel juga dilaporkan telah mengundurkan diri beberapa jam setelah Oli menyatakan mundur.

Demonstrasi ini dikenal sebagai “Gerakan Gen Z Nepal”, karena didominasi oleh anak-anak muda yang muak dengan korupsi dan minimnya peluang kerja. Selama bertahun-tahun, jutaan warga Nepal memilih merantau ke Malaysia, Timur Tengah, dan Korea Selatan demi menyambung hidup.

Situasi di Nepal kini menjadi perhatian internasional. Perdana Menteri India Narendra Modi menggelar rapat darurat kabinet keamanan dan menyerukan ketertiban. “Stabilitas, perdamaian, dan kemakmuran Nepal sangat penting. Saya memohon saudara-saudari di Nepal menjaga ketertiban,” tulis Modi di X.