
Penyebaran Campak di Bangkalan Meningkat, 275 Anak Terinfeksi
Di Kabupaten Bangkalan, terdapat sebanyak 275 anak yang terkena penyakit campak dalam waktu delapan bulan terakhir. Dari jumlah tersebut, sebanyak 17 anak masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syamrabu Bangkalan. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyebaran penyakit campak masih menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan pihak kesehatan setempat.
Dr Mega Malynda, dokter spesialis anak dari RSUD Syamrabu Bangkalan, mengungkapkan bahwa pihaknya secara langsung menangani pasien-pasien yang terkena campak. Ia menyebutkan bahwa mayoritas dari para pasien belum mendapatkan imunisasi campak sebelumnya.
“Kebanyakan pasien belum diimunisasi campak,” ujarnya pada Selasa (26/8/2025). Menurutnya, vaksin campak biasanya diberikan ketika bayi berusia 9 bulan, lalu dilanjutkan dengan vaksin booster pada usia 18 bulan. Vaksin tersebut diberikan mulai dari usia 9 bulan hingga 6 tahun.
Selain itu, rata-rata pasien yang dirawat di RSUD Syamrabu telah menjalani perawatan selama seminggu. Tidak jarang, keluarga besar satu rumah tangga juga terkena infeksi campak. Contohnya, ada kasus dimana adik tertular dari kakaknya. Saat ini, kakak dari pasien tersebut sudah pulih, sementara adiknya masih dalam perawatan.
“Campak sangat mudah menular, jadi bisa menjangkiti anggota keluarga lain,” tambah Dr Mega. Ia juga menyoroti bahwa kondisi pasien bisa memburuk jika memiliki penyakit bawaan seperti pneumonia. Pada Januari lalu, tercatat satu pasien meninggal dunia akibat komplikasi dari virus campak.
Upaya Pemerintah Daerah dalam Mengatasi Penyebaran Campak
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, Nur Hotibah, menjelaskan bahwa imunisasi rutin dilakukan di 22 puskesmas serta tingkat desa. Hal ini mencakup berbagai fasilitas kesehatan seperti Pustu, Polindes, dan Poskesdes.
“Imunisasi dilakukan secara rutin di 22 Puskesmas dan turun ke tingkat desa,” jelasnya. Masyarakat juga selalu diberikan edukasi tentang pentingnya imunisasi agar lebih memahami manfaatnya untuk kesehatan anak-anak.
Selain itu, setiap ada laporan adanya kasus campak, petugas langsung turun ke lapangan untuk memberikan suntik vaksin. “Petugas membawa paket vaksin campak dan vitamin. Anak yang terkena vaksin dan diberi vitamin, serta keluarga dan tetangga sekitar juga diberikan vitamin untuk mencegah penularan,” ungkapnya.
Pihak dinas juga aktif melakukan monitoring dan evaluasi setiap tiga bulan sekali untuk memastikan capaian program imunisasi. Evaluasi ini mencakup berbagai jenis imunisasi seperti campak, HIV, Difteri, Pertusis, Tetanus (DPT), Polio, dan lainnya.
Pentingnya Imunisasi untuk Mencegah Penyakit Berbahaya
Imunisasi menjadi langkah utama dalam mencegah penyebaran penyakit seperti campak. Meskipun vaksin sudah tersedia, banyak orang masih kurang memahami atau meremehkan pentingnya imunisasi. Oleh karena itu, pendidikan dan sosialisasi kepada masyarakat menjadi hal yang sangat penting.
Dengan adanya program imunisasi yang rutin dan upaya pencegahan dari pihak kesehatan, diharapkan jumlah kasus campak dapat dikurangi. Namun, partisipasi aktif masyarakat juga diperlukan agar vaksinasi bisa mencapai target yang diharapkan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!