Warga Sebut Jalan RW 03 Pakualam Tangsel Rusak Akibat Pengembang

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kerusakan Jalan di Kampung Kandang Sapi yang Berlangsung Selama 15 Tahun

Jalan utama di Kampung Kandang Sapi, RW 03, Kelurahan Pakualam, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan mengalami kerusakan yang sudah berlangsung selama lebih dari 15 tahun. Masalah ini telah menjadi isu yang sering dibahas oleh warga setempat, namun hingga kini belum ada solusi yang memadai.

Ketua RT 01 RW 03 Pakualam, Damsik (50), menjelaskan bahwa kerusakan jalan tersebut terjadi akibat aktivitas pengembangan kawasan Alam Sutera. Ia menilai, pihak pengembang hanya melakukan perbaikan sebagian pada jalur yang masuk ke area pembangunan mereka, sementara bagian lainnya dibiarkan rusak tanpa penanganan.

"Masalah kerusakan jalan ini disebabkan oleh pengembangan Alam Sutera. Hal ini menyebabkan munculnya kerusakan," ujarnya saat diwawancarai.

Damsik juga menyampaikan bahwa pihak pengembang memberi kesempatan kepada warga untuk memperbaiki jalan, baik melalui anggaran APBD maupun swadaya masyarakat. Namun, sampai saat ini, tidak ada tindakan nyata yang dilakukan.

Selain itu, letak jalan yang berada di perbatasan antara Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan juga menjadi kendala. Damsik mengatakan, kedua pemerintah daerah saling melempar tanggung jawab, sehingga terjadi ego antarwilayah.

"Karena adanya ego antar wilayah, akhirnya warga mengambil inisiatif sendiri untuk memperbaiki jalan," tambahnya.

Menurut Damsik, warga sudah beberapa kali mengajukan permohonan perbaikan jalan melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) maupun proposal tertulis. Namun, permohonan tersebut tidak mendapatkan respons yang memadai.

Akhirnya, warga mengumpulkan dana secara patungan untuk memperbaiki jalan sepanjang 297 meter. Total biaya yang terkumpul mencapai sekitar Rp 50 juta. Damsik mengungkapkan bahwa awalnya mereka berharap dana tersebut cukup untuk tiga molen, tetapi alhamdulillah bisa mencapai lima molen.

Pengerjaan jalan dilakukan dengan metode pengecoran pada Sabtu (23/8/2025) dan selesai dalam satu hari satu malam. Meski perbaikan sudah rampung, warga masih berharap pemerintah lebih peduli terhadap kebutuhan dasar masyarakat, terutama akses jalan.

"Saya berharap pemerintah baik Kota Tangerang maupun Tangerang Selatan tidak seperti ini. Kita sama-sama hidup di Indonesia, melihatlah ini negara kita. Jangan melihat ini batas saya, ini batas saya. Saya tidak ingin seperti itu," ujar Damsik.

Hingga berita ini ditayangkan, masih dilakukan pencarian konfirmasi dari pihak kelurahan terkait kabar tersebut. Warga berharap agar masalah ini segera mendapat perhatian yang lebih serius dari pemerintah daerah.