
Dhaka, 26 Agustus -- Dhaka, ibu kota yang padat penduduknya di Bangladesh, menempati urutan kelima pada daftar kota dengan kualitas udara terburuk dengan skor AQI sebesar 129 pada pukul 09.40 pagi hari ini (26 Agustus 2025).
Hari ini udara Dhaka diklasifikasikan sebagai "tidak sehat untuk kelompok rentan", merujuk pada ancaman terhadap kesehatan, menurut indeks AQI.
Saat nilai AQI untuk polusi partikel berada antara 50 dan 100, kualitas udara dianggap "sedang", biasanya individu yang rentan sebaiknya mempertimbangkan untuk membatasi aktivitas luar ruangan yang berkepanjangan, antara 101 dan 150, kualitas udara dianggap "tidak sehat bagi kelompok rentan", antara 150 dan 200 dianggap "tidak sehat", antara 201 dan 300 dianggap "sangat tidak sehat", sedangkan bacaan 301+ dianggap "berbahaya", yang membahayakan kesehatan penduduk.
Kota Kampala di Uganda, Kota Kinshasa di Republik Demokratik Kongo, dan Kota Dubai di Emirat Arab Bersatu masing-masing menduduki peringkat pertama, kedua, dan ketiga dalam daftar tersebut, dengan skor AQI masing-masing 167, 165, dan 137.
AQI, sebuah indeks untuk melaporkan kualitas udara harian, memberi tahu orang-orang seberapa bersih atau tercemarnya udara di suatu kota dan efek kesehatan yang mungkin menjadi perhatian bagi mereka.
Udara Dhaka menjadi 'tidak sehat untuk kelompok rentan' pagi ini
AQI di Bangladesh didasarkan pada lima polutan: partikel (PM10 dan PM2.5), NO2, CO, SO2, dan ozon.
Dhaka telah lama menghadapi masalah polusi udara. Kualitas udaranya biasanya menjadi tidak sehat di musim dingin dan membaik selama musim hujan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara menewaskan diperkirakan tujuh juta orang di seluruh dunia setiap tahun, terutama karena meningkatnya kematian akibat stroke, penyakit jantung, penyakit paru obstruktif kronis, kanker paru-paru, dan infeksi pernapasan akut.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!