Tokoh Inspiratif Dr. Hidayat: Dari Perang dan Bencana ke Dunia Pendidikan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Sosok Inspiratif Dr. Muhamad Hidayat: Dosen dan Relawan Kemanusiaan

Dr. Muhamad Hidayat, seorang dosen muda yang berusia 35 tahun, telah menjadi sosok yang sangat dihormati dalam dunia pendidikan dan kemanusiaan. Ia tidak hanya aktif sebagai pengajar di LSPR Institute, tetapi juga memiliki peran penting sebagai relawan yang terlibat langsung dalam berbagai keadaan darurat, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Perjalanan karier dan dedikasi Dr. Hidayat dimulai dari usaha memperjuangkan pendidikan di daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Indonesia. Bersama teman-temannya, ia mendirikan Yayasan Generasi Emas Nusantara, sebuah organisasi yang berkomitmen untuk membantu meningkatkan akses pendidikan di wilayah-wilayah yang kurang mendapat perhatian. Dari sini, ia mengembangkan minatnya dalam bidang komunikasi bencana dan perubahan iklim.

Selain itu, Dr. Hidayat juga dikenal sebagai ahli di bidang tersebut. Ia sering mewakili Indonesia dalam berbagai pertemuan internasional seperti the High-Level Meeting of the General Assembly on the Midterm Review of the implementation of the Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2023 di New York, Amerika Serikat; Asia-Pacific Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction 2024 di Filipina; serta the Global Platform for Disaster Risk Reduction 2025 di Geneva, Swiss. Peran ini menunjukkan pengakuan internasional terhadap kemampuannya dalam menghadapi tantangan global.

Di lingkungan akademis, ia menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Krisis dan Resiliensi di LSPR Institute. Dalam posisi ini, ia berhasil membawa institusi tersebut meraih peringkat pertama dunia dalam kategori manajemen krisis di World University Rankings for Innovation (WURI Ranking) 2025. Hal ini dicapai melalui program adaptasi perubahan iklim dan bencana yang inovatif dan efektif.

Sebagai dosen, ia juga aktif dalam menulis buku yang berisi pengalaman lapangan. Beberapa judul bukunya antara lain "Komunikasi Bencana Perspektif Pembangunan Berkelanjutan" dan "Komunikasi Perubahan Iklim". Buku-buku ini tidak hanya memberikan wawasan teoritis, tetapi juga menjadi referensi praktis bagi para pembaca yang ingin memahami isu-isu penting ini.

Dr. Hidayat juga aktif dalam edukasi masyarakat tentang perubahan iklim dan bencana. Ia percaya bahwa pengetahuan adalah alat utama untuk membangun ketahanan dan keberlanjutan. Selain itu, ia juga pernah menjadi ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di LSPR Institute dan menciptakan gerakan LSPR Peduli Pendidikan, yang bertujuan untuk mengirimkan mahasiswa-mahasiswi ke daerah-daerah tertinggal untuk mengajar.

Selama masa darurat pandemi Covid-19, Dr. Hidayat menunjukkan dedikasi luar biasa dengan membentuk beberapa inisiatif kemanusiaan seperti Gerakan Oksigen untuk Kemanusiaan, Ambulans untuk Kemanusiaan, dan Disinfektan untuk Kemanusiaan. Ia juga melakukan perjalanan keliling Indonesia, termasuk ke berbagai wilayah Papua, untuk menyampaikan bantuan kemanusiaan.

Kiprahnya selama pandemi mendapatkan pengakuan khusus, salah satunya melalui program Indonesia Heroes edisi Kemerdekaan. Ini menunjukkan bahwa perjuangannya tidak hanya diakui secara profesional, tetapi juga secara sosial dan moral.

Sosok Dr. Hidayat juga terinspirasi oleh tokoh besar bangsa, yaitu Bung Hatta. Ia selalu mengingat pesan Bapak Proklamator bahwa kaum intelektual memiliki tanggung jawab moral terhadap usaha pembangunan negara dan masyarakat. Hal ini menjadi dasar bagi dirinya dalam menjalani hidup sebagai dosen, penulis, dan relawan kemanusiaan.