
Progres RDMP Balikpapan Menuju Tahap Operasional
Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan terus menunjukkan perkembangan signifikan dan mendekati tahap penyelesaian. Saat ini, proyek tersebut berada pada tahapan persiapan operasional salah satu unit kritis yaitu Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC), yang merupakan bagian dari pengembangan RDMP Balikpapan.
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) melalui anak perusahaannya, PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), terus fokus pada upaya penyelesaian RDMP Balikpapan. Dalam momen peringatan Hari Kemerdekaan RI beberapa waktu lalu, proyek RDMP Balikpapan mencatatkan pencapaian baru dengan melaksanakan pemasukan perdana katalis ke dalam unit RFCC.
Pjs. Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani, menjelaskan bahwa proses pemasukan katalis menjadi langkah penting sebelum unit RFCC dijalankan untuk pertama kalinya. Katalis merupakan komponen vital dalam pengoperasian RFCC, karena berfungsi sebagai bahan khusus yang mempercepat proses pengolahan minyak di kilang.
"Pemasukan katalis ini menjadi pencapaian besar karena menjadi tanda kesiapan unit RFCC. Unit ini nantinya akan berperan penting dalam mengolah minyak berat menjadi produk bernilai tinggi," ujar Milla. Dengan keberhasilan tahap ini, Kilang Balikpapan semakin dekat menuju pengoperasian RFCC secara penuh.
Unit RFCC yang akan segera dioperasikan memiliki kapasitas pengolahan sebesar 90 ribu barel per hari. Teknologi RFCC mampu meningkatkan nilai tambah residu minyak mentah menjadi produk bernilai tinggi, seperti LPG, gasoline, dan propylene. Dengan beroperasinya RFCC Balikpapan, kapasitas produksi dan kemampuan KPI akan semakin diperkuat sebagai penopang ketahanan energi nasional.
Proses ini juga mendukung kemandirian energi nasional karena kilang dapat menghasilkan lebih banyak produk berkualitas tinggi. RFCC Kilang Balikpapan akan menjadi unit RFCC terbesar yang dimiliki oleh Pertamina. Sebelumnya, KPI juga memiliki unit serupa di Kilang Cilacap yang telah beroperasi sejak 2015, dengan kapasitas pengolahan sebesar 62 ribu barel per hari.
Milla menyebutkan bahwa pencapaian ini sejalan dengan Asta Cita Pemerintah, khususnya cita ke-3 tentang kemandirian ekonomi berbasis energi bersih dan berkelanjutan, serta cita ke-6 tentang pembangunan wilayah yang merata. Kehadiran RFCC tidak hanya memperkuat pasokan energi nasional, tetapi juga memberikan manfaat lain bagi Indonesia.
Beberapa manfaat yang ditawarkan antara lain adalah membuka peluang pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan aktivitas industri, penyerapan tenaga kerja, dan efek berganda bagi masyarakat sekitar. Dengan demikian, proyek RDMP Balikpapan tidak hanya menjadi investasi infrastruktur energi, tetapi juga menjadi dampak sosial dan ekonomi yang luas bagi masyarakat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!