
Suara Pasar Murah di Tanete: Kebutuhan Pokok yang Terjangkau
Di kota kecil Tanete, suara tawa dan teriakan penjual menjadi bagian dari suasana harian. Pada hari itu, pasar murah yang digelar tidak hanya menjadi tempat berbelanja, tetapi juga menjadi momen kebersamaan bagi warga setempat. Berbagai aktivitas seperti obrolan, langkah-langkah tergesa, dan suara kendaraan saling menyatu dalam harmoni yang indah.
Sejak pintu pasar dibuka, warga langsung membanjiri lokasi. Tampak ibu-ibu rumah tangga dengan kantong belanja besar, para bapak-bapak yang tampak penuh perhitungan, serta anak-anak yang sesekali menyelinap di antara keramaian. Semua hadir dengan harapan yang sama: pulang dengan belanjaan yang murah dan bisa dinikmati oleh keluarga.
Harga Murah, Kantong Rakyat Lega
Di lapak penjualan, harga barang-barang yang ditawarkan benar-benar membuat mata berbinar. Telur satu rak dijual seharga Rp51.000, sedangkan beras 5 kg hanya Rp57.000. Minyak goreng merek “Kita” ukuran 1 liter dijual Rp15.500, sementara kemasan 2 liter hanya Rp18.500.
Tidak hanya itu, Mega Mie besar isi 7 kantong dilepas dengan harga Rp15.000. Tepung Terigu Gatot Kaca hanya Rp9.000, Kompas Rp10.000, Kecap ABC Rp17.000, hingga sabun cuci piring Sunlight ukuran besar seharga Rp9.500 dan Rp11.500.
Selain itu, masih banyak lagi barang kebutuhan rumah tangga yang dijual dengan harga jauh lebih murah dibandingkan pasaran biasanya. Warga yang hadir pulang dengan kantong penuh, namun dompet tetap terasa ringan.
Suara Warga dan Harapan Panitia
Rina Andriana, salah satu warga, mengaku sangat terbantu dengan adanya pasar murah ini. “Alhamdulillah, pasar murah ini sangat bagus dan membantu masyarakat,” ujarnya sambil tersenyum memeluk belanjaannya.
Sementara itu, Ahmad Rehan selaku panitia menyebutkan bahwa acara ini bisa terlaksana berkat kerja sama berbagai pihak. “Kegiatan ini berjalan dengan dukungan Bulog, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, PABPDSI, serta organisasi kepemudaan seperti KNPI dan KMPI. Kami juga terbantu oleh media partner yang ikut mengawal informasi,” jelasnya.
Ucapan tersebut menjadi penegas bahwa di balik keramaian pasar murah, ada semangat gotong royong dan kolaborasi yang menghidupkan kegiatan.
Lebih dari Sekadar Belanja
Bagi masyarakat Tanete, pasar murah ini bukan hanya tentang angka di label harga. Ada kebersamaan yang lahir dari antre panjang, dari sapaan antarwarga, dari tawa yang pecah ketika kantong belanja hampir tak kuat menampung isinya.
Pasar murah ini menjadi ruang perayaan kecil di tengah hiruk pikuk kehidupan. Di balik setiap transaksi, terselip rasa syukur. Di balik setiap barang yang terbeli, ada semangat berbagi yang nyata.
Hari itu, Tanete membuktikan bahwa merdeka bukan hanya milik panggung besar, melainkan juga hadir di meja makan sederhana, melalui telur, beras, minyak, mie, dan bumbu dapur yang bisa dinikmati bersama keluarga.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!