
Sosok Pangdam I Bukit Barisan yang Dilempari Batu Saat Penertiban Diskotek Marcopolo
Pangdam I Bukit Barisan, Mayjen Rio Firdianto, mengalami insiden tidak terduga saat turun langsung dalam proses pembongkaran Diskotek Marcopolo milik GRIB Jaya. Insiden ini terjadi di Jalan Sei Petani, Dusun VII, Desa Namorube Julu, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, pada Kamis (14/8/2025). Pada saat itu, massa dari GRIB Jaya yang dipimpin oleh Hercules melakukan perlawanan dengan melemparkan batu ke arah Gubernur Sumut Bobby Nasution dan Pangdam I/BB Mayjen Rio Firdianto.
Hercules, tokoh yang dikenal sebagai preman tak bisa mati, sebelumnya sempat selamat dari penembakan sadis. Kejadian tersebut membuatnya dianggap sebagai sosok yang tak mudah dikalahkan. Saat ini, ia menjadi ketua dari GRIB Jaya, sebuah organisasi yang memiliki cabang di berbagai daerah di Indonesia. GRIB Jaya, atau Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu, berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional.
Namun, kali ini anggota GRIB Jaya di Sumatera Utara justru memicu keributan besar. Mereka menolak pembongkaran Diskotek Marcopolo yang juga menjadi markas GRIB Jaya. Massa mencoba membubarkan diri setelah dibawa oleh aparat keamanan TNI dan Polri. Meskipun begitu, situasi tetap memanas hingga akhirnya dapat dikendalikan.
Mayjen Rio Firdianto sempat berteriak meminta massa membubarkan diri sambil dikelilingi ajudannya. Ajudannya bahkan menggunakan tameng untuk melindungi panglima tersebut dari lemparan batu. Wajah jenderal bintang dua ini tampak memerah karena emosi, namun situasi akhirnya dapat dikondisikan dan pembongkaran markas GRIB Sumut dilakukan.
Beberapa pejabat lain hadir dalam kegiatan ini, seperti Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan, Kepala Kejaksaan Tinggi Sumut Harli Siregar, Ketua DPRD Sumut Erni Ariyanti Sitorus, serta Kepala BNNP Sumut Brigjen Pol Toga Panjaitan.
Riwayat Karier Mayjen Rio Firdianto
Rio Firdianto lahir di Jakarta, 3 Juni 1972. Ia menjabat sebagai Pangdam I/Bukit Barisan sejak 18 Oktober 2024. Rio lulus dari Akademi Militer tahun 1993. Awal kariernya dimulai sebagai perwira pertama Artileri Medan di jajaran Kostrad Batalyon Armed 12/Kostrad. Setelah bertugas di Korem 061/SK Dam III, ia kembali bertugas di Satuan Jajaran Korps Artileri Medan sebagai Komandan Batalyon Armed 5/105 Tarik Kodam III Siliwangi.
Selama berdinas di TNI Angkatan Darat, Rio telah menjalani berbagai penugasan operasi, termasuk pengamanan konflik horizontal di Kalimantan Barat tahun 1998, Operasi Satgas Pamtas RI-RDTL, serta operasi intelijen di Papua dan wilayah-wilayah lain di Indonesia. Pendidikan militer yang pernah diikutinya antara lain Akademi Militer 1993, Susarcab Armed, Seskoad, Sesko TNI, dan Lemhanas.
Jabatan yang Pernah Diemban
- Danyon Armed 5/105 Tarik (2010–2012)
- Asintel Danpaspampres (2014–2015)
- Dan Grup D Paspampres (2015–2018)
- Sesmin Kasum TNI (2018–2019)
- Asintel Kaskogabwilhan II (2019–2020)
- Dansat Intel Bais TNI (2020–2022)
- Pati Mabes TNI AD (2022–2023)
- Waasintel Kasad Bidang Inteltek dan Hublu (2023–2024)
- Pa Sahli Tingkat III Bidang Wassus dan LH Panglima TNI (2024)
- Pangdam I/Bukit Barisan (2024–Sekarang)
Alasan Pembongkaran Diskotek Marcopolo
Diskotek Marcopolo dirobohkan oleh tim gabungan TNI-Polri bersama pemerintah setempat. Bangunan tersebut tidak memiliki Persetujuan Bangunan dan Gedung (PBG), sehingga dianggap ilegal. Selain itu, Gubernur Sumut Bobby Nasution menyatakan bahwa markas GRIB Jaya hanya kamuflase untuk menutupi aktivitas diskotek. Ditemukan alat DJ yang mendukung klaim tersebut.
Bobby menyatakan bahwa tindakan ini dilakukan untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat terkait penyalahgunaan narkoba di tempat tersebut. “Tidak ada izin bangunan maupun IMB sama sekali,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jendral DPP GRIB, Zulfikar, membantah bahwa markasnya digunakan sebagai diskotek. “Diskotek Marcopolo sudah tutup. Ini hanya Kantor DPD GRIB Sumut,” katanya. Ia merasa diperlakukan tidak adil dan meminta agar semua bangunan tanpa izin dibongkar secara adil.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!