
Bencana Banjir di Pakistan: Korban Jiwa dan Dampak yang Mengkhawatirkan
Banjir besar yang melanda Pakistan sejak awal musim hujan memicu krisis kemanusiaan yang serius. Dalam beberapa minggu terakhir, jumlah korban jiwa meningkat secara signifikan. Sebanyak 365 orang meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor sejak 14 Agustus 2025. Angka ini mencerminkan keparahan bencana yang terjadi di berbagai wilayah negara tersebut.
Pada periode 15 Agustus 2025, sebanyak 21 anak menjadi korban dari bencana ini, termasuk ratusan korban tewas di Khyber Pakhtunkhwa. Data dari Dana Anak PBB (UNICEF) menunjukkan bahwa tidak hanya korban jiwa, tetapi juga banyak warga luka-luka dan hilang akibat banjir. Secara keseluruhan, sekitar 180 orang mengalami cedera, sementara beberapa warga lainnya dinyatakan hilang karena tertimbun lumpur atau terseret arus.
Wilayah yang paling parah terdampak adalah Distrik Buner, yang memiliki populasi sekitar satu juta penduduk. Selain itu, daerah-daerah seperti Himalaya Gilgit-Baltistan dan Khasmir yang dikelola oleh Pakistan juga mengalami dampak serupa. Wilayah-wilayah ini kini menjadi pusat perhatian bagi lembaga bantuan kemanusiaan dan pemerintah setempat.
Dampak Ekonomi dan Sosial yang Luas
Selama dua bulan terakhir, yaitu dari akhir Juni hingga 21 Agustus 2025, total korban jiwa akibat bencana banjir mencapai 739 orang. Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan melaporkan bahwa sebanyak 978 orang mengalami cedera, serta lebih dari 2.400 rumah rusak atau hancur. Banyak sekolah juga mengalami kerusakan, sehingga akses pendidikan dan tempat pengungsian semakin terbatas.
Selain itu, lebih dari 1.000 ternak hilang akibat bencana ini. Hal ini memberi dampak ekonomi yang signifikan terhadap masyarakat petani dan peternak di daerah terdampak. Berdasarkan prediksi dari Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan, cuaca buruk akan terus melanda Pakistan hingga awal September mendatang. Situasi ini meningkatkan risiko banjir, tanah longsor, dan kerugian hasil panen yang bisa memperparah kondisi kemanusiaan.
Perbandingan dengan Bencana Tahun 2022
Bencana yang terjadi saat ini mengingatkan kembali situasi serupa pada tahun 2022. Saat itu, banjir hebat di Pakistan menewaskan lebih dari 1.700 orang, menyebabkan jutaan warga mengungsi, dan kerugian ekonomi mencapai 40 miliar dolar AS. Kali ini, meskipun jumlah korban lebih sedikit, dampak sosial dan ekonomi tetap sangat besar.
Kondisi Warga Negara Indonesia di Pakistan
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu) melalui Konsulat Jenderal RI di Islamabad mencatat bahwa terdapat sekitar 1.264 warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Pakistan. Di antara mereka, 30 WNI berstatus ibu rumah tangga tinggal di Distrik Buner. Mereka masih mengalami dampak pemadaman listrik sejak beberapa hari lalu.
Terdapat juga 112 warga Indonesia yang menetap di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Menurut laporan KBRI Islamabad, hingga saat ini belum ada WNI yang menjadi korban banjir atau tanah longsor di Pakistan. Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, menyatakan bahwa KBRI Islamabad telah berkomunikasi dengan para WNI di daerah terdampak. Ia menegaskan bahwa KBRI akan terus memantau situasi dan menjalin komunikasi dengan para WNI di Pakistan. Selain itu, KBRI akan memberikan bantuan yang diperlukan jika dibutuhkan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!