Sebelum Ditangkap KPK, Immanuel Ebenezer Akui Gaji Rp 42 Juta Cukup untuk Richard Lee

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pernyataan Mantan Wakil Menteri Ketenagakerjaan yang Kini Menjadi Tersangka Korupsi

Seorang mantan pejabat tinggi di Kementerian Ketenagakerjaan kembali menjadi sorotan setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemerasan terkait pengurusan sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Ia adalah Immanuel Ebenezer, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan. Penangkapan ini dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam operasi tangkap tangan (OTT), dan kini ia resmi menjadi tersangka.

Dalam sebuah wawancara di podcast, pria yang akrab disapa Noel itu pernah menyampaikan bahwa pendapatannya sebagai wakil menteri sudah lebih dari cukup. Ia menjelaskan bahwa gajinya mencapai Rp 46 juta per bulan, dengan rincian gaji pokok sebesar Rp 11 juta dan tunjangan sebesar Rp 35 juta. "Pertama, gaji gue Rp 11 juta. Tunjangannya Rp 35 juta, jadi Rp 46 juta," ujar Noel saat berbincang dengan Richard Lee.

Noel juga mengklaim bahwa pendapatannya tersebut sudah cukup untuk kebutuhan hidupnya, karena ia tidak memiliki gaya hidup mewah. "Gue cukup. Gue kan enggak hedon," katanya. Ia menekankan bahwa dirinya bukanlah orang kaya atau berasal dari keluarga selebritas. "Gue ini aktivis, bukan latar belakang dari orang kaya. Gua bukan dari keluarga selebritis," tambahnya.

Lebih lanjut, Noel memperlihatkan kesederhanaannya dalam hal makanan. "Gue lidah gue tuh masih kalau enggak warung Tegal, warung Padang, atau warung Sunda," ujar dia. Meski begitu, pernyataan tersebut kini menjadi bumerang baginya.

Pada hari Rabu (20/8/2025), KPK menangkap Noel atas dugaan pemerasan dalam pengurusan sertifikat K3. Ia diduga menerima aliran dana hingga Rp 3 miliar, jumlah yang jauh melampaui pendapatan resmi yang pernah ia klaim cukup untuk hidup sederhana. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan dan kekecewaan dari publik.

Ketua KPK Setyo Budiyanto menyampaikan bahwa selain Noel, ada 10 orang lain yang juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Mereka terdiri dari sejumlah pejabat Kementerian Ketenagakerjaan serta pihak swasta. "KPK kemudian menaikkan perkara ini ke tahap penyidikan dengan menetapkan 11 orang sebagai tersangka, yakni IBM, GAH, SB, AK, IEG (Immanuel Ebenezer Gerungan), FRZ, HS, SKP, SUP, TEM, dan MM," ujar Setyo dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih, Jakarta, Jumat (22/8/2025).

Kasus ini pun menuai berbagai komentar dari warganet yang menyoroti kontras antara pernyataan Noel di masa lalu dengan kasus yang kini menjeratnya. Sikapnya yang pernah menyinggung soal korupsi justru berakhir menjadi ironi besar. Banyak netizen yang merasa kecewa dengan tindakan yang dilakukan oleh mantan pejabat tersebut, terlebih ketika ia sempat membela nilai-nilai integritas dan kesederhanaan.

Kasus ini juga menjadi peringatan bagi para pejabat yang bertindak tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Dengan adanya penangkapan dan penuntutan terhadap Noel, KPK menunjukkan bahwa mereka akan terus bekerja keras untuk membersihkan sistem pemerintahan dari tindakan korupsi.