
Menjadi Pelaksana Kehendak Tuhan dengan Keyakinan yang Kuat
Dalam renungan harian Katolik pada hari Selasa, 26 Agustus 2025, kita diingatkan untuk menempa diri melalui Sabda Tuhan agar menjadi pribadi yang tangguh dan mampu menjalankan kehendak Allah. Ayat-ayat yang dibacakan dalam perayaan ini mengajarkan pentingnya memperhatikan hal-hal esensial dalam hukum Taurat, yaitu keadilan, belas kasih, dan kesetiaan.
Yesus memberikan kritik tajam kepada para Farisi dan ahli Taurat karena mereka terlalu fokus pada aturan-aturan formal tanpa memperhatikan nilai-nilai inti dari ajaran agama. Mereka lalai dalam menjalankan tiga prinsip utama tersebut dalam kehidupan nyata. Hal ini menunjukkan bahwa kemunafikan dan kesombongan dapat menghalangi seseorang dari menjalani kehidupan yang sejati sesuai dengan kehendak Tuhan.
Paulus, sebagai pewarta Sabda Tuhan, memiliki hati yang bersih dan penuh cinta kasih. Ia tidak hanya berbicara tentang Injil, tetapi juga menjalankannya dengan tulus dan penuh pengorbanan. Dalam setiap langkah hidupnya, ia berusaha untuk tidak mementingkan diri sendiri, tetapi lebih mengutamakan kebahagiaan Allah. Cintanya yang mendalam kepada Kristus menjadi kekuatan bagi dia untuk mencintai jemaatnya dengan segenap hati.
Pribadi Paulus menggambarkan sosok yang murni, tidak sombong, dan tidak munafik. Ia telah mengalahkan dirinya sendiri dengan cara mengasihi orang lain secara tulus. Sebagai pembawa kabar gembira, ia selalu bersukacita dengan Allah, sesama, dan lingkungan sekitarnya. Meskipun menghadapi tantangan, penganiayaan, dan penderitaan, ia tetap optimis dan bersyukur. Baginya, damai adalah kekuatan yang berasal dari Allah.
Kata-kata Paulus dalam surat pertama kepada orang-orang Tesalonika menyampaikan pesan yang kuat: "Berkat pertolongan Allah kita, kami mendapat keberanian untuk mewartakan Injil Allah kepadamu dalam perjuangan yang berat. Kami berbicara bukan untuk menyenangkan manusia, melainkan untuk menyenangkan Allah yang menguji hati kita." Perjuangan untuk menyenangkan hati Allah menjadi kekuatan bagi setiap orang percaya untuk mengalahkan diri sendiri dan meraih damai.
Damai adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia agar bisa hidup nyaman. Namun, damai itu tidak mudah diperoleh. Sumber pokok damai ada dalam diri sendiri. Ketidaknyamanan dengan lingkungan atau orang lain sering kali berasal dari diri sendiri. Terlalu fokus pada keinginan pribadi membuat kita lalai dalam menjalankan tiga prinsip penting, yaitu keadilan, belas kasih, dan kesetiaan.
Allah memanggil kita untuk menjadi pelaksana Sabda yang tangguh, gigih, dan tekun. Hanya melalui Sabda Tuhan sebagai pedoman hidup, kita dapat mendapatkan inspirasi untuk menempa diri menjadi pribadi yang handal. Dalam dunia modern yang sering kali lebih mengutamakan reputasi daripada belas kasih, kita harus tetap menjaga nilai-nilai kebenaran dan kebaikan.
Bantuan kecil kepada si miskin yang sangat membutuhkan saat itu bisa menjadi sinar terang di tengah kegelapan dunia yang keras. Hati yang sedang susah dan gelisah akan merasa tenang ketika merasakan perhatian dan kasih sayang dari orang lain. Dengan demikian, kita tidak hanya membantu sesama, tetapi juga menjalankan kehendak Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga setiap orang percaya dapat terus berjuang untuk menjalankan Sabda Tuhan dalam segala hal. Dengan keyakinan yang kuat dan tindakan yang benar, kita akan menjadi pelaksana kehendak Allah yang tangguh dan penuh kasih.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!