
Pentingnya Doa dalam Pelayanan Kasih
Pada hari Kamis, 11 September 2025, umat Katolik di seluruh dunia diajak untuk merenungkan pentingnya doa sebagai sumber kekuatan dalam pelayanan kasih. Tema yang diangkat dalam renungan harian kali ini adalah: “Sumber Kekuatan Pelayanan Kasih dari Yesus adalah Doa yang lahir dari Keintiman Relasi dengan Allah Bapa”. Dalam renungan ini, bacaan Kitab Suci yang digunakan adalah Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose 3:12-17 serta Injil Lukas 6:27-38. Kedua bacaan tersebut memberikan pesan kuat tentang hidup dalam kasih, kerendahan hati, serta kekuatan doa yang menopang setiap karya pelayanan.
Paulus Ajak Umat Mengenakan Kasih
Dalam suratnya, Rasul Paulus menegaskan identitas umat beriman sebagai “umat pilihan Allah” yang dipanggil untuk hidup dalam belas kasihan, kebaikan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran. Paulus menekankan bahwa di atas semua sikap itu, kasih menjadi pengikat yang menyempurnakan. Pesan ini relevan bagi kehidupan sehari-hari umat Katolik di masa kini. Dalam masyarakat yang sering ditandai dengan persaingan, egoisme, serta kecenderungan mudah marah, ajakan Paulus menjadi pengingat agar orang beriman tampil berbeda. Bahwasanya, kasih yang nyata bukan sekadar kata-kata, tetapi diwujudkan dalam sikap sabar, pengampunan, serta kesediaan untuk berbagi dengan sesama.
Teladan Yesus: Doa Sebelum Pelayanan
Dalam Injil Lukas, terdapat kisah tentang Yesus yang semalaman berdoa kepada Allah Bapa sebelum memilih kedua belas rasul. Dari keheningan doa itu, Yesus memperoleh kekuatan rohani untuk menjalankan misi-Nya. Ia kemudian mengajar, menyembuhkan orang sakit, dan membagikan kasih-Nya kepada banyak orang. Kisah ini menunjukkan bahwa doa bukanlah aktivitas tambahan, melainkan sumber utama kekuatan pelayanan. Yesus menempatkan doa sebagai pusat hidup-Nya, dan dari relasi yang mendalam dengan Bapa, lahirlah karya-karya besar yang memberi kehidupan bagi sesama.
Dua Kunci Hidup Kristiani
Renungan harian hari ini menekankan dua kunci penting dalam hidup Kristiani. Pertama, umat diajak untuk mengenakan kasih dalam setiap aspek kehidupan. Kasih itu diwujudkan melalui sikap sabar dalam keluarga, kemurahan hati terhadap sesama, serta kerelaan untuk mengampuni. Kedua, umat diajak belajar dari Yesus bahwa kasih tidak mungkin bertumbuh tanpa doa. Doa menjadi akar yang menguatkan, menopang, dan menumbuhkan setiap sikap kasih. Dengan berakar dalam doa, umat beriman dapat tetap kuat menghadapi tantangan hidup, serta tetap setia dalam pelayanan kepada orang lain.
Kisah Nyata Kasih yang Lahir dari Doa
Sebagai contoh konkret, ada seorang ibu sederhana yang selalu memulai hari dengan doa singkat sebelum mengurus keluarga dan pekerjaannya. Walau hidup dalam keterbatasan, doa memberinya kekuatan untuk bersikap sabar, mengampuni, dan melayani dengan penuh kasih. Kehadirannya menjadi sumber penghiburan bagi banyak orang di sekitarnya. Kisah tersebut menggambarkan bahwa doa bukan sekadar rutinitas rohani, melainkan kekuatan nyata yang mengubah hidup. Dari doa lahirlah kemampuan untuk mencintai tanpa pamrih, meski dalam kondisi sulit sekalipun.
Relevansi bagi Kehidupan Umat
Bagi umat Katolik di Indonesia maupun di belahan dunia lain, renungan ini memiliki makna yang mendalam. Di tengah kesibukan, tekanan hidup, dan persoalan sosial yang kompleks, doa sering kali terlupakan. Padahal, doa justru menjadi fondasi utama yang memberi arah dan makna bagi hidup sehari-hari. Dengan doa, umat dapat memandang hidup dengan penuh pengharapan, menemukan kekuatan untuk mengatasi kesulitan, serta membangun relasi yang lebih harmonis dengan sesama. Doa juga menjadi sarana untuk memperdalam relasi pribadi dengan Allah, yang pada gilirannya menumbuhkan kasih yang lebih tulus dan murni.
Kasih dan Doa dalam Tradisi Gereja
Tradisi Gereja Katolik sejak awal menekankan keterkaitan erat antara doa dan kasih. Katekismus Gereja Katolik menyebut doa sebagai “nafas kehidupan rohani,” sementara kasih dipandang sebagai hukum utama yang merangkum seluruh ajaran Kristiani. Para orang kudus juga menegaskan hal yang sama. Santa Teresa dari Kalkuta, misalnya, mengatakan bahwa doa yang sejati akan melahirkan pelayanan kasih, dan pelayanan kasih yang tulus selalu bersumber dari doa. Demikian pula Santo Yohanes Paulus II menekankan bahwa doa adalah kekuatan yang menggerakkan Gereja dalam karya misi dan pelayanan.
Pesan untuk Kita Hari Ini
Doa adalah sumber kekuatan utama dalam pelayanan kasih. Bacaan dari Kolose 3:12-17 dan Lukas 6:27-38 memberikan ajakan yang jelas: mengenakan kasih dalam hidup sehari-hari, serta menjadikan doa sebagai fondasi yang menumbuhkan kasih itu. Dalam dunia yang sering dipenuhi dengan sikap egois dan marah, umat Katolik dipanggil untuk menghadirkan wajah kasih Kristus melalui kesabaran, kemurahan hati, dan kerelaan mengampuni. Namun semua itu hanya mungkin terwujud apabila hidup beriman berakar dalam doa yang tulus. Umat diharapkan semakin sadar bahwa doa bukan hanya rutinitas, melainkan sumber daya rohani yang memberi kekuatan untuk melayani dengan kasih. Pada akhirnya, kasih yang lahir dari doa akan menjadi saksi nyata kehadiran Allah di tengah dunia.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!