Banjir Bandang Bali, 9 Orang Tewas, Nana Mirdad: Air Datang Seperti Tsunami

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Banjir Bandang di Bali Menewaskan Sembilan Orang dan Membuat Dua Lainnya Hilang

Hujan deras yang mengguyur sejak Selasa hingga Rabu (9-10/9/2025) menyebabkan banjir bandang di sejumlah wilayah di Bali, merenggut nyawa sembilan orang dan membuat dua lainnya dinyatakan hilang. Banjir bandang adalah fenomena alam di mana air mengalir dengan deras, kuat, dan tiba-tiba. Hal ini terjadi karena air hujan dalam jumlah besar tidak bisa diserap oleh tanah, sehingga mengalir ke dataran yang lebih rendah. Aliran airnya sangat cepat dan memiliki daya rusak yang tinggi karena sering kali membawa material seperti lumpur, batu, batang pohon, dan puing-puing.

Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali per 17.30 WITA, total ada 127 titik banjir yang tersebar di Denpasar, Gianyar, Badung, Tabanan, Jembrana, dan Karangasem. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bali, Eka Saputra, menyatakan bahwa total korban meninggal dunia mencapai 9 orang. Dan dalam pencarian 2 orang.

Kota Denpasar Terendam, Wali Kota Bersiap Tetapkan Status Darurat

Kota Denpasar mengalami dampak paling signifikan dengan 81 titik banjir. Untuk menangani situasi darurat ini, Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara, berencana menetapkan status darurat bencana. Saat meninjau langsung kondisi di Pasar Kumbasari, IGN Jaya Negara menekankan bahwa fokus utama saat ini adalah mengevakuasi warga yang terdampak. "Sekarang kami evakuasi dulu. Nanti akan buat status darurat bencana," jelasnya.

Kondisi di lapangan begitu parah hingga air mencapai atap rumah di beberapa daerah, seperti Kesiman Kertalangu. "Bahkan ada anak yang di atas plafon karena airnya tinggi," ungkap Jaya Negara. Penetapan status darurat ini penting karena akan menjadi dasar hukum untuk mencairkan anggaran darurat kebencanaan.

Pasar Kumbasari Luluh Lantak, Delapan Pedagang Jadi Korban

Salah satu area yang terdampak parah adalah Pasar Kumbasari di Denpasar Barat. Direktur Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar, IB Kompyang Wiranata atau Gus Kowi, mengonfirmasi bahwa delapan pedagang menjadi korban dalam insiden ini. Salah seorang pedagang, Made Merti (40), menceritakan kengerian saat air bah datang begitu cepat setelah tembok pembatas pasar jebol sekitar pukul 03.00 WITA. "Semua pedagang lari ke lantai tiga, barang sudah tidak kepikiran, hanya selamatkan diri," tuturnya.

Dari delapan korban, satu orang meninggal dunia dan tiga lainnya masih hilang. Empat orang selamat dengan luka-luka dan dirawat di RSUD Wangaya. Mereka adalah Ni Nengah Suriati, Iluh Sri, Suwarni, dan Made Suwerni. Satu orang meninggal dunia, yakni Ni Wayan Lenyod, yang jasadnya ditemukan di Dam Estuari. Tiga orang hilang dan masih dalam pencarian: Made Suwitri, Ni Ketut Merta, dan Ni Nyoman Deloh.

Sebagai respons, Gus Kowi menyampaikan bahwa sekitar 843 lapak pedagang terendam air. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Denpasar untuk memberikan bantuan. "Kami akan hapus sewa BOP dan menyesuaikan kondisi pedagang," ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa santunan akan diberikan kepada keluarga korban meninggal, termasuk potensi klaim dari BPJS Ketenagakerjaan.

Nana Mirdad: Air Datang Seperti Tsunami

Banjir bandang di Bali juga dirasakan oleh artis Nana Mirdad. Tembok rumahnya jebol. Meski mengabarkan dirinya selamat, ada hal yang membuatnya pilu. Nana Mirdad memang tinggal menetap di Bali bersama keluarga kecilnya dengan Andrew White. Melalui media sosialnya, Nana Mirdad mengungkap kondisi rumahnya. Putri dari artis Lydia Kandou dan aktor Jamal Mirdad ini mengatakan kondisinya aman. "Teman-teman subuh-subuh sudah pada chat, tanya keadaan rumah," tulis Nana Mirdad dikutip dari Instagram Stories Rabu (10/9/2025) malam.

Nana Mirdad mengaku sedih melihat Bali lumpuh akibat banjir. "Sedih banget dengar kondisi Bali yang lumpuh di mana-mana akibat banjir," tulisnya. Nana Mirdad mengakui jika rumahnya tak luput dihampiri banjir. Apakah rumahnya yang lokasinya di pinggiran sungai, aman dari banjir? "Rumahku di pinggir sungai tapi rumah aku gak apa-apa, air sungai naik tapi gak sampai ke rumahku," jelas Nana. Hanya saja, menurut Nana, air sempat membuat kondisi rumahnya berubah. "Cuma memang rumah tembok aku ada yang jebol karena air sungainya," sambungnya.

Pada unggahannya juga, Nana Mirdad ungkap air banjir datang secara tiba-tiba tanpa adanya peringatan terlebih dahulu. "Semua teman-teman bilang kalau air datang seperti tsunami. Nggak ada warning, tiba-tiba air sudah deras dan masuk ke rumah-rumah. Semoga ini nggak akan pernah terjadi lagi, stay safe semuanya," tutupnya. Pada unggahan lainnya, Nana Mirdad mengaku dirinya tidak menyangka banjir bisa melanda Bali. Nana mengatakan saat dirinya hendak terbang ke Jakarta untuk merayakan ulang tahun adiknya, serta menjenguk sang ayah, Jamal Mirdad pada Selasa (9/9/2025), hujan turun tidak begitu deras. "Jujur nggak nyangka banget banget, karena pas aku take off kemarin dari Bali, hujannya nggak gede. Kok bisa tiba-tiba deras seharian dan semua air sungai meluap," tulis Nana Mirdad di Instagram Storiesnya.

Tak hanya kondisi rumah, Nana Mirdad menangis pilu karena kondisi rumahnya itu. Ia tetap merasa sedih lantaran tempat Kodi, kuburan anjing Nana Mirdad ikut terbawa arus banjir. "Dan aku juga sedih banget sampai sempat mewek tadi pagi, karena, salah satu tembok yang jebol adalah tempat di mana kita kubur Kodi. Dan sekarang Kodi sudah lenyap dibawa air juga," ungkapnya. Tak lupa, kakak Naysila Mirdad itu turut mendoakan masyarakat Bali yang terdampak banjir. "My prayers, untuk teman-teman semua di Bali yang rumah atau tempat usahanya terdampak besar akibat banjir ini," ujarnya.