Purbaya Kritik Bos Bank Himbara Gara-Gara Serapannya Hanya Rp7 Triliun

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kebijakan Likuiditas Pemerintah dan Tantangan di Sektor Perbankan

Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan bahwa pihaknya telah memberikan peringatan kepada sejumlah pemimpin bank yang hanya mampu menyerap dana likuiditas dari pemerintah sebesar Rp7 triliun. Meskipun dana tersebut merupakan bagian dari program bantuan keuangan yang lebih besar, terdapat tantangan dalam proses penyalurannya.

Purbaya menjelaskan bahwa sebagian besar perbankan yang menerima dana tersebut masih mengalami kendala dalam menyalurkannya dalam bentuk kredit. Dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (15/9/2025), ia menyampaikan bahwa dana pemerintah sebesar Rp200 triliun yang dialokasikan ke lima bank BUMN membuat para direktur utama merasa kewalahan dalam memutuskan cara penyaluran dana tersebut.

"Namun, saya berpikir bahwa jika mereka tidak bisa menyalurkan dana tersebut, setidaknya mereka tidak akan lagi bersaing dalam hal bunga. Bunga pinjaman akan cenderung turun, yang berdampak positif terhadap perekonomian," ujar Purbaya kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta.

Dengan adanya likuiditas yang melimpah di sektor perbankan, Purbaya memperkirakan bahwa biaya pinjaman serta bunga deposito akan mengalami penurunan. Hal ini diharapkan dapat mendorong nasabah untuk lebih aktif menggunakan uang mereka dari bank, sementara masyarakat juga akan lebih percaya diri untuk mengajukan kredit.

Purbaya yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengatakan bahwa pihaknya tidak khawatir tentang bagaimana lima bank tersebut akan mengalokasikan dana yang diterima. Namun, ia menegaskan bahwa Kementerian Keuangan siap memberikan panduan agar likuiditas berlebih dapat digunakan untuk program unggulan pemerintah.

"Jadi, solusi win-win, jika mereka bisa menyalurkan, lakukanlah. Jika tidak, gunakan panduan yang kami sediakan. Mudah-mudahan, ekonomi bisa berjalan lebih cepat," tambahnya.

Menkeu yang menggantikan Sri Mulyani Indrawati ini menegaskan bahwa dana sebesar Rp200 triliun yang disalurkan ke Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, dan BSI tidak memiliki batas waktu. Ia mendorong perbankan untuk mencari strategi terbaik dalam menyalurkan dana tersebut.

Ke depan, Purbaya belum memutuskan apakah akan menambah lagi injeksi likuiditas tersebut. Pasalnya, saat ini masih ada beberapa bank yang kesulitan dalam menyalurkan dana yang sudah diterima.

"Tahu enggak, waktu saya ingin menyalurkan Rp200 triliun, bank-bank bilang apa? 'Saya hanya sanggup serap Rp7 triliun'. Saya bilang, enak aja, kasih semua biar mereka mikir, jadi bukan saya saja yang mikir. Mereka yang mikir," ujarnya dengan nada bercanda.

Adapun alokasi dana sebesar Rp200 triliun telah efektif diberikan ke lima bank BUMN per Jumat (12/9/2025). Pembagiannya adalah sebagai berikut: Bank Mandiri mendapatkan Rp55 triliun, BRI Rp55 triliun, BTN Rp25 triliun, BNI Rp55 triliun, dan BSI Rp10 triliun. Dengan alokasi ini, diharapkan perbankan dapat lebih optimal dalam menyalurkan dana tersebut ke masyarakat.