Proyek Baterai EV Antam-IBC dengan Huayou Siap Diresmikan November 2025

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Proyek Eksosistem Baterai Listrik, Target Penyelesaian di Akhir Tahun 2025

Proyek eksosistem baterai listrik atau Electric Vehicle (EV) yang dikerjakan oleh konsorsium Antam-IBC bersama Huayou Holding (Zhejiang Huayou Cobalt) memiliki nilai sebesar US$ 9,8 miliar. Proyek ini juga dikenal dengan nama Titan dan direncanakan selesai paling lambat pada awal November tahun ini.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Ahmad Erani Yustika, mengungkapkan bahwa proyek tersebut akan segera dilakukan groundbreaking. Ia menyebutkan bahwa target penyelesaian berada di akhir Oktober atau awal November. "Sekitar itu lah. Kalau yang (dengan) Huayou ya," ujarnya saat berbicara di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/09/2025).

Erani juga menambahkan bahwa proyek ini masih dalam target kuartal keempat. "Iya, iya masih (target di kuartal-4)," tambahnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa target groundbreaking proyek ini mundur menjadi bulan September atau paling lambat Oktober 2025. "Nanti, mungkin September-Oktober ya," kata Bahlil saat ditanyai tentang kepastian proyek di DPR Senayan, Jakarta, Rabu (02/07).

Target tersebut sebenarnya telah bergeser dari rencana awalnya yang dijadwalkan pada Agustus 2025. Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto dilaporkan memimpin rapat terbatas bersama sejumlah menteri untuk membahas kelanjutan proyek hilirisasi baterai kendaraan listrik.

Khususnya, rapat tersebut membahas peralihan investasi dari LG ke Huayou setelah LG tidak melanjutkan investasinya di proyek ini. "Ini tidak ada masalah lagi dan ini sudah siap untuk dilakukan groundbreaking sebelum Agustus," ujar Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (22/5).

Bahlil juga membantah bahwa LG meninggalkan proyek. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh keputusan pemerintah untuk tidak melanjutkan atau mengikutsertakan perusahaan asal Korea Selatan itu dalam proyek Titan. Ia menjelaskan bahwa struktur kepemilikan proyek ini menempatkan BUMN Indonesia melalui Antam dan IBC sebagai pemegang saham mayoritas di sektor hulu.

Rencana dan Perkembangan Proyek Titan

Proyek Titan merupakan salah satu inisiatif penting dalam pengembangan industri baterai listrik di Indonesia. Dengan keterlibatan Antam dan IBC, proyek ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen baterai listrik yang kompetitif di pasar global.

Beberapa langkah strategis telah diambil untuk memastikan keberhasilan proyek ini. Salah satunya adalah peralihan dari LG ke Huayou, yang dianggap lebih sesuai dengan visi dan strategi pemerintah. Hal ini juga memberikan kesempatan bagi perusahaan lokal untuk lebih aktif dalam pengembangan sumber daya alam dan teknologi.

Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk memastikan bahwa proyek ini berjalan sesuai rencana. Dengan adanya penundaan beberapa kali, pihak terkait terus melakukan evaluasi dan perbaikan agar proyek dapat segera dimulai dan diselesaikan tepat waktu.

Tantangan dan Peluang

Meskipun proyek ini memiliki potensi besar, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusia yang memadai. Selain itu, keterlibatan pihak luar seperti Huayou juga membutuhkan koordinasi yang baik antara pemerintah dan pelaku bisnis.

Namun, di balik tantangan tersebut, proyek ini juga membuka banyak peluang. Dari segi ekonomi, proyek ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara melalui ekspor baterai listrik. Di sisi lain, proyek ini juga mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mempercepat transisi menuju energi bersih.

Kesimpulan

Dengan target penyelesaian di akhir tahun 2025, proyek Titan menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam mengembangkan industri baterai listrik. Meskipun ada beberapa penundaan, pihak terkait tetap berkomitmen untuk memastikan proyek ini berjalan lancar. Dengan dukungan penuh dari BUMN dan partisipasi perusahaan asing seperti Huayou, proyek ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.