Produksi Lokal Tidak Laku, Gula Impor Diduga Banjiri Pasar

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Peran Gula Rafinasi dalam Pasar Indonesia

Gula rafinasi merupakan salah satu komoditas yang sering menjadi perhatian dalam industri makanan dan minuman. Jenis gula ini berasal dari impor dan diolah kembali untuk digunakan sebagai bahan baku dalam produksi berbagai produk makanan dan minuman. Menurut ketentuan yang berlaku, gula rafinasi tidak boleh diperjualbelikan langsung kepada konsumen rumah tangga.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi S Lukman, menegaskan bahwa pihaknya hanya menggunakan gula rafinasi sesuai aturan yang berlaku. "Sesuai peraturan, gula rafinasi hanya dijual ke industri. Sementara gula konsumsi tidak boleh dijual ke industri," ujarnya.

Menurut Adhi, produksi gula konsumsi nasional setiap tahun berkisar antara 2,1 juta hingga 2,5 juta ton, namun kebutuhan dalam negeri lebih tinggi, sehingga pemerintah kerap melakukan impor gula konsumsi. Ia menjelaskan bahwa gula rafinasi yang diimpor dan dipakai industri juga habis terserap setiap tahun.

"Sementara gula rafinasi setiap tahun habis dipakai oleh industri. Dengan peraturan yang jelas, sebenarnya masing-masing segmen pasar sudah diatur," tuturnya.

Adhi menekankan bahwa pelaku industri makanan dan minuman yang tergabung dalam Gapmmi mematuhi seluruh ketentuan yang berlaku. "Gapmmi sebagai pemakai taat aturan, membeli gula rafinasi saja. Peredaran gula rafinasi bisa ditanyakan ke produsen," tambahnya.

Impor Gula dan Kebijakan Pemerintah

Indonesia pada tahun ini memang melakukan impor gula. Dalam rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Pangan pada 12 Februari 2025, impor 200.000 ton gula mentah diputuskan. Meski saat itu juga digaungkan target swasembada pada tahun 2025, pemerintah mengklaim impor tetap dilakukan untuk menjaga stabilitas harga dan cadangan pangan serta mencegah lonjakan harga yang dapat merugikan petani tebu dan masyarakat.

Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menegaskan, guna mengantisipasi risiko fluktuasi harga gula konsumsi, terutama jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri, Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) di BUMN pangan harus diperkuat. "Kita bicara untuk peningkatan CPP, karena CPP gula ini perlu. Tadi harga gula dilaporkan BPS, harganya mulai bergerak naik. Kontribusi inflasinya 1,4 persen, sehingga kita semua memerlukan tambahan berupa raw sugar yang nanti akan diproses untuk CPP," ujar Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi usai Rakortas.

Disampaikan juga saat itu, berdasarkan proyeksi neraca gula oleh NFA, estimasi produksi GKP akan mulai meningkat pada Mei 2025 di kisaran sejumlah 166 ribu ton. Lalu Juni di 392 ribu ton dan Juli di 555 ribu ton. Proyeksi puncak panen raya GKP diperkirakan akan terjadi pada Agustus di 621 ribu ton. Dari itu, total kebutuhan konsumsi tahunan diproyeksikan mencapai 2,841 juta ton.

"Jumlah (impor, red) 200 ribu ton raw sugar itu di bawah kebutuhan konsumsi sebulan. Kita coba sesuaikan karena kita juga harus tahu harga gula dunia dan currency rate, itu jadi pertimbangan. Tetapi yang jelas pemerintah harus punya cadangan pangan dan itu harus dikuasai oleh BUMN," tegas Arief.