
Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat di Jakarta Pusat
Sejumlah isu dan kejanggalan muncul dalam kasus kematian Arya Daru Pangayunan, seorang diplomat Kementerian Luar Negeri yang ditemukan tewas di kamar indekosnya di Jakarta Pusat pada Juli 2025. Mantan Wakil Menteri Luar Negeri, Dino Patti Djalal, menyampaikan beberapa hal penting terkait peristiwa ini.
Dino menyoroti pergeseran kamera pengawas atau CCTV di lokasi kejadian. Menurutnya, perubahan posisi kamera tersebut menjadi tanda aneh yang perlu diteliti lebih lanjut. Ia mengatakan, "Di mana di dunia ini ada orang yang menggeser CCTV? Ada waktu dan untuk apa menggeser CCTV? Kecuali, memang ada sesuatu yang mencurigakan dan digesernya kenapa?" Pertanyaan ini menunjukkan bahwa Dino merasa ada sesuatu yang tidak wajar dalam proses penyelidikan.
Pergeseran CCTV itu disebut oleh Dino sebagai indikasi kejanggalan serius. Ia menilai bahwa tindakan tersebut bisa membuka fakta baru dalam kasus kematian Arya. Ia juga menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut oleh pihak kepolisian, yang selama ini dikenal piawai dalam mengungkap kasus-kasus misterius.
Selain itu, Dino juga menyampaikan pendapatnya tentang teori bunuh diri yang sempat beredar. Ia menilai teori tersebut tidak masuk akal karena kondisi psikologis almarhum saat itu justru sedang bahagia. Arya akan mendapat penempatan baru di luar negeri, sehingga sulit dipahami jika ia melakukan tindakan bunuh diri dengan cara seperti itu. Dino mengatakan, "Simpel saja, masa ada orang bunuh diri dengan lakban dan serapi itu dan dia juga dalam kondisi psikologis yang sangat happy karena dia mau ada penempatan yang bagus di luar negeri."
Selain itu, Dino juga mempertanyakan lambannya pengungkapan kasus ini. Ia menegaskan bahwa biasanya kepolisian mampu segera menemukan titik terang dalam kasus pidana, termasuk pembunuhan rumit. "Ini sudah berbulan-bulan, pasti ada sesuatu. Banyak orang justru percaya ini upaya pembunuhan yang rapi, bukan bunuh diri," ujarnya.
Peran Keluarga dan Kuasa Hukum
Dino Patti Djalal menyatakan dukungan penuh terhadap upaya keluarga dan kuasa hukum Arya Daru yang terus menekan polisi agar menindaklanjuti bukti-bukti baru. Ia menekankan bahwa kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian sangat bergantung pada penuntasan kasus ini. "Saya sangat mendukung upaya keluarga dan kuasa hukumnya untuk terus menekan, mendorong polisi agar mencari pembunuhnya," katanya.
Pada akhir Juli 2025, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, menjelaskan bahwa kamera pengawas di kos Arya Daru digeser untuk mendokumentasikan proses pendobrakan kamar atas permintaan istri korban. Namun, pada Minggu (28/8), pihak keluarga membantah tudingan tersebut melalui tayangan langsung di televisi. Kuasa Hukum Keluarga Arya Daru, Dwi Librianto, menyatakan bahwa pernyataan awal tentang perintah dari istri almarhum adalah bantahan keras.
Tantangan dalam Penyelidikan
Kasus kematian Arya Daru Pangayunan masih menjadi perhatian besar bagi banyak pihak. Dari pergeseran CCTV hingga teori bunuh diri yang tidak masuk akal, semua hal ini menunjukkan bahwa penyelidikan harus dilakukan secara transparan dan teliti. Dino Patti Djalal memberikan dukungan penuh kepada keluarga dan kuasa hukum dalam upaya mereka untuk mengungkap kebenaran.
Penyelidikan ini juga menjadi tantangan bagi institusi kepolisian dalam membuktikan bahwa mereka mampu mengungkap kasus-kasus kompleks dengan cepat dan akurat. Kepercayaan publik sangat penting, dan penyelesaian kasus ini bisa menjadi bukti bahwa sistem hukum Indonesia mampu bekerja secara efektif.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!