
Serangan Israel yang Menghancurkan Rumah Sakit di Gaza
Serangan Israel terhadap wilayah Gaza terus berlanjut, dengan dampak yang sangat mengerikan bagi penduduk setempat. Bahkan setelah ribuan nyawa melayang, tindakan agresif dan kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Zionis Israel masih terus berlangsung. Dalam beberapa hari terakhir, serangan kembali terjadi, kali ini menargetkan rumah sakit besar di wilayah selatan Gaza.
Pada Senin (25/8) pagi, dua serangan drone Israel menghancurkan Kompleks Medis Nasser di Khan Younis. Dalam insiden tersebut, sedikitnya 15 orang tewas, termasuk empat jurnalis dan sejumlah petugas pertahanan sipil. Rumah sakit yang merupakan salah satu fasilitas kesehatan terbesar di Gaza kini mengalami kerusakan parah dan sebagian besar layanan medis terganggu.
Menurut laporan saksi mata, serangan pertama terjadi tanpa peringatan, menghantam lantai empat gedung Yassin. Saat tim medis, jurnalis, dan petugas penyelamat berusaha menolong korban, drone kedua meluncurkan rudal ke lokasi yang sama sekitar 20 menit kemudian. Ledakan yang terjadi lebih besar dari sebelumnya, menyebarkan serpihan hingga ke area luar rumah sakit. Seorang saksi menggambarkan pemandangan tersebut sebagai "sangat mengerikan".
Di antara korban jurnalis yang tewas adalah Hossam al-Masry dari Reuters, Mohamed Salama dari Al Jazeera, Moaz Abu Taha sebagai jurnalis lepas, serta Mariam Abu Dagga dari Associated Press. Serangan ini semakin memperpanjang daftar wartawan yang menjadi korban dalam konflik yang berlangsung hampir dua tahun di Gaza.
Kepala Perawat Nasser Medical Complex, Mohamed Saqr, mengatakan bahwa sejumlah ruang operasi harus ditutup sementara dan beberapa pasien juga terluka akibat serangan tersebut. Ia menambahkan bahwa rumah sakit ini sudah beroperasi melebihi kapasitasnya, dan serangan ini membuat layanan medis yang tersisa semakin terganggu.
Selain jurnalis, petugas pertahanan sipil juga menjadi korban. Seorang sopir mobil pemadam kebakaran tewas, sementara tujuh anggota lainnya terluka saat mencoba mengevakuasi korban dari serangan pertama. Sejak perang dimulai, setidaknya 136 petugas pertahanan sipil telah meninggal dunia akibat serangan Israel.
Serangan terhadap rumah sakit dan jurnalis bukanlah hal baru. Sepanjang bulan Agustus, enam wartawan telah dibunuh Israel di Gaza. Beberapa di antaranya adalah koresponden Al Jazeera Anas al-Sharif dan Mohamed Qraiqea saat meliput di Kompleks Medis Shifa. Data dari Kantor Media Pemerintah Gaza menunjukkan bahwa jumlah jurnalis yang terbunuh sejak awal agresi Israel mencapai 244 orang.
Tragedi terbaru ini semakin memperkuat sorotan global terhadap tindakan Israel yang dituduh sengaja menargetkan fasilitas kesehatan dan media di Gaza. Hal ini memperdalam krisis kemanusiaan yang dialami wilayah tersebut, yang sudah menghadapi kerusakan infrastruktur dan layanan medis yang lumpuh. Kondisi ini menunjukkan betapa parahnya dampak konflik yang terus berlangsung di wilayah tersebut.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!