Pidato Prabowo di PBB: Lanjutkan Diplomasi Sumitro

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Presiden Prabowo Subianto Hadiri Sidang Umum PBB, Lanjutkan Tradisi Diplomasi Keluarga

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, akan menyampaikan pidato dalam Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, pada Selasa (23/9/2025). Kehadiran Presiden Prabowo tidak hanya memiliki makna strategis bagi diplomasi Indonesia, tetapi juga menjadi momen penting yang mengulang jejak perjuangan ayahnya, almarhum Prof. Sumitro Djojohadikusumo.

Dino Patti Djalal, pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), menilai bahwa momentum ini merupakan kelanjutan dari tradisi diplomasi keluarga pejuang bangsa. Ia berharap, seperti almarhum Prof. Sumitro, Presiden Prabowo dapat terus memperjuangkan upaya dunia untuk memperkuat multilateralisme.

Prof. Sumitro dikenang sebagai tokoh penting dalam diplomasi Indonesia pada periode 1948–1949. Saat itu, bangsa Indonesia sedang berjuang mempertahankan kemerdekaan di tengah agresi militer Belanda. Salah satu langkah monumental yang dilakukannya adalah mengirim memorandum dari Kantor Perwakilan RI di PBB kepada Pejabat Menteri Luar Negeri AS Robert A. Lovett.

Memorandum tersebut, yang dimuat oleh The New York Times pada 21 Desember 1948, mengecam agresi militer Belanda sebagai ancaman serius terhadap ketertiban dunia. Dokumen itu juga menegaskan bahwa aksi militer Belanda melanggar Perjanjian Renville dan mencederai legitimasi PBB. Selain itu, Sumitro berhasil menggalang dukungan negara-negara Asia. Dalam pertemuan di India pada Januari 1949, ia berhasil menghimpun solidaritas regional untuk menghentikan agresi Belanda dan menuntut pembebasan pimpinan Republik.

Upaya ini menjadi salah satu fondasi keberhasilan diplomasi Indonesia hingga akhirnya Belanda mengakui kedaulatan melalui Konferensi Meja Bundar pada Desember 1949.

Dino menilai bahwa pidato Prabowo di PBB akan memberi warna baru di tengah menurunnya semangat multilateralisme global. Ia menyatakan bahwa saat ini, multilateralisme di mana-mana sedang dalam kondisi terpuruk. Hal senada disampaikan oleh Hamdan Hamedan, Tenaga Ahli Utama Badan Komunikasi Pemerintah (BKP). Menurutnya, pidato Presiden Prabowo akan sangat strategis karena mendapat giliran berbicara di urutan ketiga setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

“Pada saat ruangan penuh, atensi dunia tertuju, dan pesan yang disampaikan dapat membentuk nada serta arah diskusi utama dalam Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB,” ujar Hamdan.

Kehadiran Prabowo di forum ini juga menandai berakhirnya absen panjang Indonesia di panggung utama Sidang Umum PBB. Setelah lebih dari satu dekade, Presiden RI akhirnya kembali menyampaikan pidato langsung di hadapan para pemimpin dunia.

Menurut Hamdan, ini merupakan momentum penting yang menegaskan peran Indonesia di garis depan diplomasi internasional serta komitmen terhadap penguatan multilateralisme. Dengan pidato ini, Indonesia menunjukkan kembali posisinya sebagai negara yang aktif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas global.