Jerome Polin, Koreksi Perhitungan Tunjangan DPR: Manfaat Matematika

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Perdebatan tentang Tunjangan Rumah Anggota DPR

Baru-baru ini, Wakil Ketua DPR Adies Kadir mengungkapkan bahwa tunjangan rumah sebesar Rp50 juta per bulan yang diberikan kepada anggota DPR dinilai belum cukup untuk menutupi biaya sewa kos di sekitar Senayan. Ia menyebutkan bahwa biaya sewa kos di area tersebut mencapai sekitar Rp78 juta per bulan.

Adies menjelaskan bahwa biaya sewa tersebut berasal dari penghitungan harga sewa harian sebesar Rp3 juta dikalikan dengan 26 hari kerja dalam sebulan. Dari perhitungan ini, ia menyatakan bahwa anggota DPR masih mengalami defisit sebesar Rp28 juta per bulan. Untuk itu, ia menyarankan agar para anggota DPR mencari tempat tinggal yang lebih terjangkau, seperti kos-kosan dengan harga sekitar Rp1 juta per bulan dan fasilitas sederhana.

Pernyataan ini langsung mendapat respons dari publik karena menyangkut isu tunjangan yang dianggap besar oleh masyarakat. Salah satu yang memberikan tanggapan adalah Jerome Polin, seorang influencer yang dikenal dengan konten matematika. Ia menyoroti kekurangan dalam perhitungan yang disampaikan Adies.

Jerome menyatakan bahwa perhitungan Adies tidak tepat secara matematis karena menggabungkan satuan yang berbeda. Menurutnya, tunjangan rumah sebesar Rp50 juta per bulan jauh lebih besar dari biaya sewa kos yang hanya Rp3 juta per bulan. Ia menegaskan bahwa kedua angka tersebut sudah dalam satuan bulanan, sehingga tidak perlu dikalikan dengan jumlah hari kerja.

“Tunjangan rumah anggota DPR itu Rp50 juta per bulan. Harga kos dia bilang Rp3 juta per bulan. Satuannya sudah sama nih per bulan,” ujarnya dalam video yang diunggah di TikTok.

Jerome juga menyoroti bahwa mengalikan biaya sewa harian dengan jumlah hari kerja tidak logis. Menurutnya, jika harga sewa dihitung per hari, maka itu bukan lagi sewa kos biasa, melainkan layanan hotel bintang lima.

Di akhir videonya, Jerome memberikan sindiran terkait kondisi ekonomi masyarakat yang kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ia menyoroti bahwa anggota DPR menerima tunjangan rumah sebesar Rp50 juta per bulan, sedangkan banyak tenaga pendidik dan kesehatan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan dan tempat tinggal.

“DPR dapat Rp50 juta per bulan untuk tunjangan rumah, sedangkan di luar sana banyak tenaga pendidik dan tenaga kesehatan tak tahu mau makan apa besok. Tak tahu mau tinggal di mana besok. Bisa hidup atau enggak besok. GWS deh,” ujarnya.

Sindiran ini menunjukkan ketimpangan antara kehidupan anggota DPR dan masyarakat umum. Meski demikian, beberapa orang menyatakan bahwa biaya sewa di sekitar Senayan memang cukup mahal, sehingga tidak aneh jika harga sewa tinggi. Namun, perbedaan perhitungan antara biaya harian dan bulanan tetap menjadi topik perdebatan.

Beberapa pihak mengingatkan bahwa tunjangan yang diberikan kepada anggota DPR merupakan bagian dari fasilitas kerja mereka sebagai pejabat negara. Namun, isu ini tetap menjadi sorotan publik karena berkaitan langsung dengan kehidupan rakyat kecil yang menghadapi tantangan ekonomi setiap hari.