
Janice Tjen, Petenis Muda yang Mengukir Sejarah di US Open 2025
Janice Tjen telah mencatatkan sejarah baru dalam dunia tenis Indonesia. Seorang petenis muda berusia 23 tahun ini berhasil menembus babak utama US Open 2025, salah satu turnamen Grand Slam terakhir dalam musim ini. Kemenangan yang diraihnya di babak kualifikasi adalah bukti dari perjuangan dan kemampuan yang luar biasa. Dalam pertandingan melawan petenis Jepang, Aoi Ito, Janice tampil sangat dominan dengan skor akhir 6-1 dan 6-2 dalam waktu hanya 49 menit.
Ini bukan sekadar pencapaian pribadi, tetapi juga menjadi momen penting bagi tenis Indonesia. Janice menjadi petenis tunggal putri pertama dari negara ini yang tampil di Grand Slam sejak Angelique Widjaja pada US Open 2004. Perjalanan panjang selama 21 tahun akhirnya terpecahkan oleh raket seorang putri Jakarta yang kini berada di bawah sorotan dunia.
Performa Janice saat ini memang sedang di puncak. Meskipun berada di peringkat 147 dunia WTA, ia mencapai titik tertinggi dalam kariernya. Hal ini tidak datang begitu saja, melainkan hasil dari kerja keras dan konsistensi yang ia tunjukkan sepanjang musim 2025. Salah satu buktinya adalah keberhasilannya menjadi runner up di dua turnamen besar, yaitu ITF W75 Lexington dan ITF W100 Landisville, yang menjadi pintu masuk menuju US Open.
Sosok Janice mulai menarik perhatian setelah Asian Games Hangzhou 2023, ketika ia meraih medali perunggu ganda putri bersama Aldila Sutjiadi. Di nomor tunggal, ia membutuhkan waktu lebih lama untuk menunjukkan kemampuannya. Namun, Janice terus mengasah ketangguhan mental dan fisik lewat jalur ITF, ajang yang menjadi tempat berkembangnya banyak petenis muda.
Ketekunan dan dedikasi Janice membuahkan hasil yang luar biasa. Pada Mei lalu, ia berhasil mengalahkan Korea Selatan dengan memborong dua gelar ITF W35. Di bulan Juni, ia mencetak rekor fantastis: empat gelar tunggal dan tiga gelar ganda hanya dalam satu bulan. Rangkaian kemenangan tersebut membuatnya dinobatkan sebagai ITF Player of the Month selama dua bulan berturut-turut, Mei dan Juni.
Di balik kesuksesannya, Janice dikenal sebagai sosok yang rendah hati. Ia jarang menyebutkan target besar, lebih fokus pada kerja keras dan disiplin. Catatan yang ia torehkan di babak kualifikasi US Open semakin membuktikan hal tersebut: empat ace, empat winner, tanpa satu pun unforced error. Angka yang menunjukkan ketenangan dan fokus luar biasa.
Lawan yang ia kalahkan di final kualifikasi, Aoi Ito, bukanlah nama asing. Ito sedang naik daun setelah mengalahkan Jasmine Paolini (peringkat 8 dunia) dan Anastasia Pavlyuchenkova di ajang WTA 1000. Namun, Janice menunjukkan bahwa tekad dan kepercayaan diri bisa mengalahkan reputasi.
Kini, langkah Janice di US Open akan menjadi cerita tersendiri. Ia datang bukan hanya sebagai petenis peringkat 147 dunia, tetapi juga sebagai simbol kebangkitan tenis Indonesia di level global. Generasi muda Tanah Air akhirnya memiliki sosok inspirasi baru setelah era legenda Angelique Widjaja.
Misi Janice tidak berhenti di sini. Menembus babak utama hanyalah awal. Yang pasti, keberhasilannya membuktikan bahwa mimpi besar bisa diraih dengan kerja keras yang konsisten. Dari lapangan-lapangan kecil di Jakarta hingga panggung megah New York, Janice Tjen menunjukkan jejak nyata: mimpi lokal bisa berbuah global.
Perjalanan Janice Tjen bukan hanya soal olahraga, tetapi juga tentang semangat bangsa yang tak pernah padam. Nama yang kini menggaung di Grand Slam lahir dari Indonesia, membawa harapan baru, dan menyulam cerita yang akan dikenang generasi berikutnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!