Peta Dunia Dianggap Tidak Akurat, Ukuran Afrika Harus Lebih Besar

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Dukungan Uni Afrika untuk Mengganti Peta Mercator

Uni Afrika telah menyatakan dukungan penuh terhadap kampanye yang bertujuan menghapus penggunaan peta Mercator. Peta ini, yang pertama kali dikembangkan oleh kartografer Gerardus Mercator pada abad ke-16, dinilai tidak akurat dalam menampilkan ukuran wilayah di dunia, khususnya Afrika dan benua-benua lain di sekitar garis ekuator.

Proyeksi Mercator dirancang untuk membantu navigasi laut, tetapi memiliki kelemahan signifikan dalam memperlihatkan ukuran relatif dari berbagai wilayah. Wilayah-wilayah dekat kutub, seperti Eropa, Amerika Utara, dan Greenland, tampak lebih besar dari ukuran aslinya. Sebaliknya, benua Afrika dan Amerika Selatan terlihat jauh lebih kecil dibandingkan dengan wilayah lainnya.

Wakil Ketua Komisi Uni Afrika, Selma Malika Haddadi, menjelaskan bahwa peta Mercator menciptakan kesan bahwa Afrika "marjinal", padahal kenyataannya benua ini merupakan yang terbesar kedua di dunia dan memiliki lebih dari satu miliar penduduk. Ia menegaskan bahwa representasi yang salah ini memiliki dampak luas terhadap cara dunia melihat Afrika, termasuk dalam media, pendidikan, dan kebijakan publik.

Kritik terhadap peta Mercator bukanlah hal baru, namun kampanye Correct The Map yang diinisiasi oleh organisasi Africa No Filter dan Speak Up Africa kembali menggugah kesadaran global akan pentingnya representasi geografis yang adil dan akurat. Kampanye ini menyerukan penggunaan proyeksi Equal Earth yang dirilis pada 2018. Proyeksi ini dirancang untuk menunjukkan ukuran wilayah secara lebih proporsional, terutama di sekitar garis khatulistiwa.

Moky Makura, Direktur Eksekutif Africa No Filter, menilai bahwa ukuran peta Afrika saat ini salah dan menyebut kampanye ini sebagai "misinformasi dan disinformasi terpanjang di dunia". Ia menekankan bahwa inisiatif ini harus segera dihentikan.

Fara Ndiaye, salah satu pendiri Speak Up Africa, menambahkan bahwa proyeksi Mercator turut memengaruhi identitas dan harga diri generasi muda Afrika. Anak-anak melihat peta ini sejak usia dini di sekolah, yang memengaruhi cara mereka melihat diri mereka sendiri dan benua mereka. Ia berharap peta Equal Earth akan diadopsi sebagai standar dalam kurikulum pendidikan di seluruh Afrika, serta digunakan oleh lembaga-lembaga internasional.

Dukungan Uni Afrika terhadap kampanye ini sejalan dengan upaya organisasi tersebut dalam "merebut kembali posisi layak Afrika di panggung global". Haddadi menegaskan bahwa Uni Afrika akan mendorong adopsi peta Equal Earth secara lebih luas dan akan membahas langkah-langkah kolektif bersama negara-negara anggotanya.

Meski telah banyak menuai kritik, proyeksi Mercator masih sering digunakan di berbagai institusi pendidikan dan perusahaan teknologi. Google Maps, misalnya, beralih dari proyeksi Mercator ke tampilan bola dunia 3D untuk versi desktop pada 2018, tetapi proyeksi Mercator tetap menjadi pilihan default di aplikasi ponsel.

Kampanye Correct The Map juga mendorong organisasi global seperti Bank Dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk sepenuhnya meninggalkan Mercator. Bank Dunia telah menggunakan proyeksi Winkel-Tripel dan Equal Earth untuk peta statis, dan secara bertahap mengganti Mercator dari peta daringnya. Sementara itu, pihak kampanye mengaku telah mengajukan permintaan resmi kepada badan geospasial PBB, UN-GGIM.

Juru bicara PBB menyampaikan bahwa dokumen tersebut akan ditinjau dan dibahas oleh komite ahli setelah diterima. Dukungan terhadap inisiatif ini juga datang dari kawasan lain. Wakil Ketua Komisi Reparasi Komunitas Karibia (CARICOM), Dorbrene O’Marde, menyebut penggantian peta Mercator sebagai penolakan terhadap "ideologi kekuasaan dan dominasi".