
Tren Akuisisi di Sektor Rumah Sakit dan Prospeknya
Di tengah persaingan ketat antar perusahaan rumah sakit, sejumlah emiten kini memilih strategi akuisisi sebagai langkah untuk memperkuat posisi mereka. Menurut analis, upaya ini tidak hanya membantu mengurangi tingkat persaingan tetapi juga dapat menghemat biaya dan waktu dalam ekspansi bisnis.
Salah satu contohnya adalah PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) yang dilaporkan akan mengakuisisi 14 aset rumah sakit dari First REIT Management Ltd. Berdasarkan riset Sucor Sekuritas pada 5 Februari 2025, nilai aset tersebut diperkirakan mencapai Rp 8,5 triliun. Namun, hingga berita ini ditulis, manajemen SILO belum memberikan respons terkait rincian aksi korporasi tersebut.
Selain itu, Grup Djarum melalui PT Dwimuria Investama Andalan telah membeli 559.185.300 saham atau 3,63% dari PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL). Pembelian saham ini dilakukan dengan harga Rp 1.875 per saham, lebih tinggi dari harga pasar saat itu yang berkisar antara Rp 1.375 hingga Rp 1.500. Dengan demikian, HEAL meraup dana sebesar Rp 1,05 triliun dari transaksi ini.
Pada tahun depan, Direktur Keuangan dan Pengembangan Strategis HEAL, Yulisar Khiat, menyatakan bahwa pihaknya terbuka terhadap peluang akuisisi. Meski tidak menyebutkan objek spesifik, opsi ini menjadi bagian dari rencana ekspansi perusahaan. Selain itu, HEAL juga berencana membuka tiga rumah sakit baru.
“Kami merencanakan sekitar tiga rumah sakit dan kemungkinan satu akuisisi, tergantung dari visibilitas mana yang lebih baik untuk HEAL,” ujarnya dalam paparan publik secara daring.
Hal serupa juga disampaikan oleh Aditya Widjaja, Head of Investor Relations PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA). Ia mengungkapkan bahwa MIKA juga mempertimbangkan opsi akuisisi sebagai bagian dari strategi ekspansinya. Saat ini, fokus utama perusahaan adalah menambah jumlah rumah sakit.
MIKA sedang membangun tiga rumah sakit yang direncanakan dibuka pada kuartal III tahun 2026. Ketiganya berada di Sidoarjo, Jakarta, dan sebuah kota di Jawa Timur yang belum diungkapkan. Progres pembangunan masing-masing proyek mencapai 93%, 29%, dan 25%.
Untuk mendukung rencana ekspansi ini, MIKA telah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1 triliun tahun ini.
Prospek dan Rekomendasi Saham
Menurut Abdul Azis Setyo Wibowo, analis dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, aksi akuisisi yang gencar dilakukan oleh emiten rumah sakit bukan hanya untuk memperluas jaringan, tetapi juga memiliki potensi mengurangi tingkat persaingan. Dalam pandangannya, akuisisi lebih efisien dibandingkan membangun rumah sakit dari awal.
Emiten yang melakukan akuisisi otomatis mendapatkan basis pasien, tenaga medis, serta jaringan fasilitas kesehatan yang sudah berjalan. Hal ini bisa menghemat biaya dan waktu.
Dari sisi prospek, sektor rumah sakit masih dipandang positif. Pemerintah dalam RAPBN 2026 akan mengalokasikan anggaran kesehatan sebesar Rp 244 triliun. Anggaran ini digunakan untuk memperluas akses layanan kesehatan, mendukung operasional fasilitas kesehatan, serta revitalisasi rumah sakit dan puskesmas di berbagai daerah.
Dengan adanya dukungan tersebut, potensi pertumbuhan permintaan layanan rumah sakit diyakini tetap terjaga dalam beberapa tahun mendatang.
Berdasarkan sentimen positif ini, Azis merekomendasikan saham HEAL untuk trading buy dengan target harga Rp 1.900 per saham.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!