
Prediksi Pergerakan IHSG pada Awal Pekan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan mengalami kenaikan pada perdagangan saham awal pekan ini. Sebelumnya, IHSG ditutup di zona hijau dengan kenaikan sebesar 1,37% menjadi 7.854 pada Jumat (12/9). Prediksi ini didasarkan pada berbagai faktor yang memengaruhi pergerakan pasar modal.
Analis dari MNC Sekuritas Indonesia, Herditya Wicaksana, menyatakan bahwa saat ini pergerakan IHSG masih didominasi oleh volume pembelian. Meski demikian, ia menilai IHSG masih rentan terhadap koreksi dan cenderung akan bergerak ke level 7.233 hingga 7.390. Dalam laporan risetnya, Herditya menyebutkan bahwa jika IHSG mampu menembus level 7.943, maka kemungkinan besar indeks tersebut akan menguat ke kisaran 8.022 hingga 8.102.
Level support dan resistance juga menjadi pertimbangan penting dalam prediksi IHSG. Level support merupakan area harga yang dianggap sebagai titik terendah, di mana harga biasanya akan kembali naik karena peningkatan daya beli. Sementara itu, level resistance adalah titik tertinggi di mana biasanya terjadi aksi jual yang cukup besar, sehingga laju kenaikan harga terhambat.
Untuk saat ini, level support IHSG berada di 7.726 dan 7.619, sementara resistance terdekat berada di 7.943 dan 8.017. Dengan tingkat support dan resistance yang relatif stabil, IHSG memiliki peluang untuk terus menguat jika tekanan penjualan dapat dikendalikan.
Rekomendasi Saham dari MNC Sekuritas
MNC Sekuritas merekomendasikan beberapa saham yang layak dipertimbangkan oleh investor. Salah satunya adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yang direkomendasikan untuk dibeli pada rentang harga Rp 3.430–Rp 3.490. Target harga untuk saham ini adalah Rp 3.590 dan Rp 3.720, dengan stoploss jika harga turun di bawah Rp 3.380.
Selain itu, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) disarankan untuk speculative buy pada level Rp 2.490–Rp 2.530. Target harga yang ditetapkan adalah Rp 2.600 dan Rp 2.650, serta stoploss jika harga turun di bawah Rp 2.470. Saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) juga direkomendasikan untuk dibeli pada rentang harga Rp 2.500–Rp 2.570, dengan target harga Rp 2.680 dan Rp 2.770, serta stoploss jika turun di bawah Rp 2.390.
Sementara itu, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) direkomendasikan untuk dijual pada kisaran harga Rp 4.830–Rp 4.940. Rekomendasi ini bertujuan untuk memanfaatkan potensi kenaikan harga sebelum terjadi penurunan.
Fokus Pasar pada Kebijakan Moneter Global
Phintraco Sekuritas menilai fokus utama pasar pada pekan ini adalah keputusan kebijakan moneter dari bank sentral global. Hal ini dilakukan mengingat adanya ketidakpastian ekonomi, utang, dan perdagangan yang terus berlangsung.
Berdasarkan konsensus, The Federal Reserve diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, sehingga suku bunga akan berada di kisaran 4,0%–4,25%. Selain itu, The Fed juga akan merilis proyeksi ekonomi terbaru. Beberapa bank sentral lain seperti Bank of Japan, Bank of England, dan Bank of Canada juga akan membahas arah kebijakan moneter pekan ini.
Di dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16–17 September diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5%. Prediksi ini menunjukkan bahwa kebijakan moneter tetap stabil meskipun ada tekanan dari berbagai aspek ekonomi.
Phintraco Sekuritas juga menyatakan bahwa IHSG berpeluang melanjutkan penguatan dan menguji level 7.980–8.000 pada pekan ini. Untuk itu, mereka merekomendasikan beberapa saham unggulan seperti PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Timah Tbk (TINS), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!