
Penumpukan Penumpang di Stasiun Tanah Abang Akibat Aksi Demonstrasi
Kemacetan dan penumpukan penumpang terjadi di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, akibat aksi demonstrasi yang berlangsung di sekitar kompleks parlemen, Senayan, pada Senin (25/8/2025) malam. Kereta jurusan Tanah Abang menuju Serpong, Tiga Raksa, maupun Rangkasbitung tidak kunjung tiba selama empat jam. Hal ini menyebabkan kekacauan dalam perjalanan pengguna Commuter Line.
Ani Nursalikah, salah satu penumpang Commuter Line, mengatakan bahwa penumpang menumpuk di Stasiun Tanah Abang dan belum ada informasi pasti mengenai kedatangan kereta. "Saya harus menunggu selama empat jam tanpa tahu kapan kereta akan datang," ujarnya. Ani ingin kembali ke rumahnya setelah bekerja, tetapi karena kondisi tersebut, ia memilih untuk beralih ke moda transportasi lain seperti MRT Jakarta.
Meski demikian, Ani juga mendapatkan informasi bahwa MRT Jakarta mengalami kepadatan akibat peristiwa ini. Hal ini menunjukkan dampak luas dari aksi demonstrasi yang tidak hanya memengaruhi perjalanan kereta api, tetapi juga mengganggu sistem transportasi umum lainnya.
Gangguan Perjalanan Kereta Akibat Kegiatan Masyarakat
Joni Martinus, VP Corporate Secretary KAI Commuter Indonesia (KCI), menjelaskan bahwa perjalanan Commuter Line Rangkasbitung dari arah Tanah Abang masih tertahan di Stasiun Tanah Abang. Ia menyatakan bahwa gangguan ini disebabkan oleh kegiatan penyampaian aspirasi masyarakat di kawasan Gedung DPR hingga pukul 16.30 WIB.
"Untuk memastikan keselamatan pengguna commuter line dan keselamatan perjalanan KRL lintas Tanah Abang-Palmerah, sementara ditutup dan perjalanan tertahan karena terdapat kerumunan masa yang berkumpul di perlintasan kereta api di JPL 41," jelas Joni dalam keterangan tertulis.
Perubahan Pola Operasi Perjalanan
Sebagai respons atas situasi ini, KAI Commuter melakukan rekayasa pola operasi perjalanan Commuter Line pada lintas tersebut. Mulai pukul 16.30 WIB, seluruh perjalanan Commuter Line Rangkasbitung tujuan Tanah Abang hanya sampai Stasiun Kebayoran. Dari sana, kereta akan kembali menuju Stasiun Serpong atau Parung Panjang hingga Rangkasbitung.
Joni menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Ia juga mengimbau para penumpang untuk tetap mengikuti arahan dari petugas serta menjaga keselamatan selama perjalanan. "Langkah ini dilakukan semata-mata untuk memastikan keselamatan dan keamanan perjalanan kereta api serta pengguna commuter line," tambahnya.
Dampak Terhadap Pengguna Transportasi Umum
Peristiwa ini tidak hanya memengaruhi pengguna Commuter Line, tetapi juga berdampak pada sistem transportasi umum lainnya. Banyak penumpang memilih untuk beralih ke MRT Jakarta, meskipun hal ini juga menyebabkan kepadatan. Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya koordinasi antara berbagai moda transportasi dalam menghadapi keadaan darurat.
Selain itu, kebijakan yang diambil oleh KAI Commuter Indonesia menunjukkan upaya mereka untuk menjaga keselamatan pengguna, meskipun dengan mengorbankan efisiensi perjalanan. Penumpang diminta untuk bersabar dan mengikuti instruksi dari petugas agar dapat melanjutkan perjalanan dengan aman.
Kesimpulan
Aksi demonstrasi yang berlangsung di sekitar kompleks parlemen memberikan dampak signifikan terhadap sistem transportasi umum di Jakarta. Penumpukan penumpang di Stasiun Tanah Abang dan gangguan perjalanan kereta menjadi bukti bahwa kegiatan masyarakat dapat memengaruhi mobilitas harian. KAI Commuter Indonesia terus berupaya untuk mengoptimalkan operasional dan menjaga keselamatan pengguna, meskipun situasi yang terjadi memerlukan adaptasi cepat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!