
Penurunan Jumlah Imigran di AS Mengancam Pasar Tenaga Kerja
Peningkatan kebijakan imigrasi yang diterapkan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) dalam beberapa tahun terakhir telah menyebabkan penurunan jumlah tenaga kerja asing. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang kelangkaan tenaga kerja, yang berpotensi memengaruhi stabilitas ekonomi negara tersebut.
Menurut analisis dari ekonom Moody’s, Mark Zandi, penurunan jumlah imigran di pasar tenaga kerja AS sejak beberapa bulan terakhir menunjukkan adanya tren yang tidak terbantahkan. "Tidak ada perdebatan lagi bahwa kita menghadapi kelangkaan tenaga kerja," ujarnya. Kebijakan yang lebih ketat terhadap masuknya imigran, termasuk pembatasan pengajuan visa di beberapa negara Afrika, telah berdampak signifikan pada komposisi tenaga kerja di AS.
Pengurangan Tenaga Kerja Asing yang Signifikan
Berdasarkan data dari Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS), jumlah pekerja yang lahir di luar negeri di AS turun sebesar 1,2 juta sejak Januari. Pada Juli, total tenaga kerja yang lahir di luar negeri mencapai 32,1 juta orang. Menurut Stephen Brown, kepala ekonom Amerika Utara dari Capital Economics, angka ini menunjukkan pengurangan yang lebih besar dari yang diperkirakan.
Selain industri formal, sektor-sektor seperti hotel, restoran, konstruksi, dan kesehatan juga terkena dampak dari pengetatan kebijakan imigrasi. Di Texas dan Florida, dua negara bagian dengan jumlah penangkapan imigran ilegal terbanyak, pertumbuhan tenaga kerja mengalami stagnasi.
Dampak pada Industri Pertanian
Di Florida, industri pertanian mengalami kesulitan akibat kurangnya tenaga kerja. Matt Parke, kepala operasi Parkesdale Farms, mengatakan bahwa perusahaan mereka harus merekrut pekerja asing dengan visa H-2A, meskipun biaya yang dikeluarkan lebih tinggi dibandingkan pekerja ilegal. "Kami bisa mempekerjakan 600 orang selama masa panen, tetapi setelah itu mereka akan pergi. Ini adalah cara yang mahal, tetapi membantu kami mendapatkan pekerja resmi."
Data BLS menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja di sektor pertanian turun hingga 155 ribu orang sejak Maret. Penurunan ini memperparah ketegangan di pasar tenaga kerja, karena permintaan tinggi tetapi suplai terbatas.
Populasi Imigran Turun untuk Pertama Kalinya Sejak 1960-an
Jeffrey Passel, pakar demografi dari Pew Research Center, menyebutkan bahwa populasi imigran di AS mencapai rekor tertinggi sebesar 53,3 juta pada Januari. Namun, enam bulan kemudian, jumlah ini turun menjadi 51,9 juta. "Ini menunjukkan pengurangan yang signifikan. Populasi penduduk AS di usia kerja tidak bertumbuh, sehingga satu-satunya cara untuk meningkatkan ekonomi adalah melalui imigrasi," ujarnya.
Proporsi populasi imigran di AS juga turun dari 15,8 persen menjadi 15,4 persen antara Januari dan Juni. Meskipun masih lebih rendah dibandingkan Kanada yang memiliki 22 persen populasi imigran, tren ini menunjukkan perubahan signifikan dalam struktur penduduk AS.
Tantangan Ekonomi Akibat Kelangkaan Tenaga Kerja
Penurunan jumlah imigran berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi AS. Tanpa aliran tenaga kerja yang cukup, sejumlah sektor akan kesulitan memenuhi permintaan pasar. Dalam situasi ini, penting bagi pemerintah dan pelaku bisnis untuk mencari solusi alternatif, seperti investasi dalam teknologi atau penguatan sistem pelatihan tenaga kerja lokal.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!