Harga Pangan Turun, Tapi Rasa Khawatir Tak Lenyap

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penurunan Harga Pangan Memberi Sedikit Ketenangan, Tapi Masih Ada Ketidakpastian

Beberapa komoditas pangan di Indonesia mencatat penurunan harga dalam beberapa hari terakhir, memberikan sedikit ruang bernapas bagi masyarakat. Namun, tren ini masih menimbulkan pertanyaan besar: apakah penurunan ini akan berlangsung lama, atau hanya sekadar jeda sementara dari kenaikan harga yang telah memengaruhi kehidupan sehari-hari rakyat.

Harga beras medium, yang merupakan salah satu makanan pokok paling penting dan sensitif secara politik, turun menjadi Rp13.772 per kilogram dari sebelumnya Rp13.930. Penurunan serupa juga terjadi pada beras premium dan beras SPHP, dua jenis beras yang biasanya digunakan sebagai indikator stabilitas pasokan pemerintah. Selain beras, beberapa komoditas lain seperti cabai rawit merah, kedelai impor, bawang merah, dan bawang putih juga mengalami penurunan harga. Bahkan minyak goreng, yang sempat menjadi simbol krisis pangan dua tahun lalu, turun tipis menjadi Rp20.793 per liter untuk kemasan sederhana.

Namun, tidak semua komoditas mengalami penurunan. Cabai merah keriting justru naik menjadi Rp54.210 per kilogram. Sementara itu, harga daging sapi dan ayam ras juga meningkat, meskipun kenaikannya relatif kecil. Harga ikan kembung juga mengalami kenaikan, yang menunjukkan bahwa fluktuasi harga pangan di Indonesia sering kali dipengaruhi oleh faktor musiman dan distribusi logistik.

Di pasar tradisional Jakarta, penurunan harga belum sepenuhnya terasa. Seorang ibu rumah tangga di Pasar Minggu, Siti Nurhayati, mengatakan bahwa meski harga beras turun, harga cabai tetap tinggi. “Uang belanja tetap pas-pasan,” katanya. “Kami sulit mengatur pengeluaran jika harga terus berfluktuasi.”

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengakui bahwa intervensi harga bersifat sementara. Stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang disalurkan melalui program SPHP hanya bisa menahan harga dalam jangka pendek. Menurut pejabat Bapanas yang enggan disebut namanya, yang lebih penting adalah memperkuat produksi dalam negeri dan memperbaiki rantai distribusi.

Ekonom pangan Bhima Yudhistira, direktur CELIOS, menilai bahwa penurunan harga ini tidak boleh dianggap sebagai tren permanen. Ia menyatakan bahwa pasar global masih penuh ketidakpastian. “Jika El Niño kembali mengganggu panen, harga bisa melonjak lagi,” ujarnya. Ia menyarankan agar pemerintah membuat kebijakan jangka panjang, bukan hanya solusi sementara.

Data Bapanas menunjukkan bahwa sebagian besar komoditas pangan pokok turun tipis, tetapi harga protein hewani cenderung stabil atau naik. Hal ini berarti tekanan pada kantong keluarga menengah ke bawah tetap tinggi karena sumber gizi utama masih sulit dijangkau.

Cerita tentang harga pangan di Indonesia tidak hanya berupa angka. Ia mencerminkan bagaimana setiap rupiah memengaruhi isi piring keluarga dan bagaimana keputusan ekonomi rumah tangga sering kali ditentukan oleh harga beras, cabai, atau minyak goreng di kios terdekat. Bagi banyak warga, berita penurunan harga hari ini hanya berarti satu hal: menunda kecemasan sampai esok tiba.