
Dosen ITB Masuk Daftar 2 Persen Ilmuwan Terbaik Dunia
Grandprix Thomryes Marth Kadja, seorang dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB), telah masuk dalam daftar 2 persen ilmuwan terbaik di dunia berdasarkan penilaian oleh Elsevier dan Stanford University. Penghargaan ini menunjukkan prestasi luar biasa yang diraihnya dalam bidang sains dan teknologi.
Dalam perjalanan kariernya sebagai dosen di kelompok keahlian Kimia Anorganik dan Fisika, Grandprix telah mencapai beberapa pencapaian yang mengagumkan. Pada bulan September 2024, namanya muncul dalam daftar ilmuwan top 2 persen dunia. Sebelumnya, pada Agustus 2024, ia mendapatkan Penghargaan Achmad Bakrie ke-20 kategori Ilmuwan Muda atas dedikasinya dalam riset material nano untuk energi berkelanjutan.
Penelitian Material Nano
Grandprix telah menjadi bagian dari Pusat Rekayasa Katalisis ITB (PRK-ITB) sejak 2019. Laboratoriumnya fokus pada pengembangan material nanopori dan MXene, yaitu material dua dimensi yang baru ditemukan pada tahun 2011. PRK-ITB juga menjadi laboratorium pertama yang mengembangkan MXene.
Material ini memiliki potensi besar sebagai katalis dalam reaksi pemecahan air menjadi hidrogen dan oksigen. Selain itu, material nano juga digunakan dalam berbagai aplikasi seperti membran pemurnian air, sensor berbasis partikel nano emas, hingga sel surya.
Kolaborasi dengan Institusi Internasional
Grandprix menyatakan rasa syukurnya atas penghargaan yang diterimanya. Ia mengatakan bahwa penghargaan tersebut adalah bonus dari perjalanan panjang risetnya. “Saya sangat bersyukur ada pihak eksternal yang memberikan penghargaan seperti ini, karena itu berarti penelitian yang kita kembangkan diakui dan dihargai,” ujarnya.
Ia terus mengembangkan risetnya melalui kolaborasi dengan institusi internasional seperti National Taiwan University of Science and Technology (NTUST), Kyushu University (Jepang), dan Harvard University (Amerika Serikat). Hasil risetnya telah menghasilkan publikasi ilmiah internasional dan paten.
Meski menghadapi tantangan seperti keterbatasan bahan dan fasilitas, Grandprix tetap optimis. Ia mengakui bahwa dukungan dari kampus dan kolaborasi dengan kolega di luar negeri menjadi kunci kesuksesannya.
Semangat untuk Belajar
Menurut Grandprix, usia bukanlah faktor utama dalam menjalani penelitian. Yang lebih penting adalah semangat belajar yang tak pernah padam. Ia percaya bahwa inovasi dan kerja sama akan membawa perubahan signifikan dalam berbagai bidang, termasuk energi dan lingkungan.
Dukungan dari Kampus
Grandprix menyebutkan bahwa dukungan dari ITB menjadi salah satu faktor penting dalam keberhasilan riset yang dijalani. Lingkungan akademik yang mendukung serta fasilitas yang terus dikembangkan membuatnya optimis bahwa Indonesia dapat menjadi pemain penting dalam sains material di masa depan.
Penelitiannya di bidang katalis diyakini akan memiliki dampak signifikan dalam lima tahun ke depan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa lebih dari 90 persen proses industri kimia memerlukan katalis. Inovasi efisien dan berkelanjutan di bidang ini akan berdampak besar terhadap sektor energi, lingkungan, dan manufaktur nasional.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!