Pemerintah Tutup PT PMT Diduga Sumber Radioaktif Udang Beku BMS Foods

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penanganan Kontaminasi Radioaktif pada Udang Beku Ekspor

Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan isolasi terhadap pabrik PT Peter Metal Technology (PMT) yang berada di kawasan industri Cikande, Serang, Banten. Pabrik tersebut diduga menjadi sumber kontaminasi radioaktif terhadap udang beku ekspor dari PT Bahari Makmur Sejati (BMS Foods). “PT PMT sudah dilokalisir,” ujarnya di Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Jumat, 12 September 2025.

Zulhas menjelaskan bahwa udang beku produksi BMS Foods diduga terkontaminasi akibat aktivitas produksi PT PMT. Selain menutup pabrik yang diduga memaparkan radiasi, pemerintah juga akan segera melakukan dekontaminasi di wilayah yang terdampak. Proses ini dilakukan dengan pendekatan ilmiah sesuai standar internasional dan keamanan pangan. Ia pun meminta negara tujuan ekspor agar tidak khawatir terkait kasus ini. “Keamanan pangan menjadi prioritas utama kita, pemerintah bergerak cepat,” kata Zulhas.

Hingga saat ini, pemerintah telah dua kali menggelar rapat koordinasi dengan instansi terkait untuk membahas kasus udang impor yang terkontaminasi. Selain itu, pemerintah juga membentuk satuan tugas khusus untuk menangani kasus ini.

Investigasi Terhadap Sumber Kontaminasi

Investigasi terhadap kontaminasi radioaktif pada udang beku ekspor olahan BMS Foods mengarah ke pabrik pengolahan logam bekas. Fasilitas BMS Foods dan pabrik pengolahan logam bekas tersebut berada dalam satu kawasan industri di Cikande, Serang, Banten.

Deputi Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Rizal Irawan menyampaikan bahwa investigasi awal memastikan bahan baku udang BMS Foods yang diekspor ke Amerika Serikat aman. Tim investigasi melibatkan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Pengawas Tenaga Nuklir, serta Kepolisian.

Di fasilitas BMS Foods, tim gabungan mendeteksi unsur radioaktif Cesium-137 di bagian blower dan ventilator. Meskipun konsentrasinya rendah dan jauh di bawah ambang batas, temuan tersebut langsung ditindaklanjuti dengan dekontaminasi seluruh area pabrik.

Penelusuran Sumber Kontaminasi

Pelacakan lanjutan membawa tim ke tingkat radiasi yang lebih tinggi. Pertama-tama, mereka menemukan radiasi tinggi di sebuah area tumpukan besi bekas di gubug kosong, di luar area pabrik BMS Foods. Lokasi kedua yang dikunjungi adalah pabrik PT Peter Metal Technology (PMT) di kawasan industri yang sama. Radius pelacakan diperluas hingga dua kilometer dari BMS Foods.

Pabrik PMT diduga memiliki keterkaitan dengan potensi sumber kontaminasi. Tingkat radiasi yang ditemukan di lokasi ini berkisar antara 0,3–0,5 mikrosievert per jam, lebih tinggi dari kondisi normal 0,1 mikrosievert per jam.

Menurut Rizal, perusahaan ini juga memiliki hubungan dengan PT NAC yang kini turut diperiksa oleh tim gabungan. “Kenapa diduga? Karena hasil pemeriksaan di alat produksi mengandung Cesium,” katanya.

Status Ekspor Saat Ini

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, saat ini segel di pabrik BMS Foods telah dilepas kembali. Namun, ekspor belum dapat dilakukan karena Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) masih menetapkan produk tersebut dalam daftar import alert. Hal ini menunjukkan bahwa proses penanganan dan pemeriksaan masih berlangsung secara ketat.