
Penundaan Pembangunan Pabrik Baterai Hyundai di AS Akibat Razia Imigrasi
Pembangunan pabrik baterai mobil listrik milik Hyundai Motor di Georgia, Amerika Serikat (AS), mengalami penundaan setidaknya dua hingga tiga bulan. Hal ini disebabkan oleh penggerebekan imigrasi yang terjadi pekan lalu, yang menimbulkan dampak signifikan terhadap rencana proyek tersebut.
Penggerebekan Terbesar dalam Sejarah AS
Pabrik baterai yang merupakan hasil kerja sama antara Hyundai dan LG Energy Solution di Bryan County, Georgia, digerebek pada hari Kamis (4/9) oleh otoritas imigrasi AS. Operasi ini menjadi yang terbesar sepanjang sejarah Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. Sekitar 475 pekerja, kebanyakan dari Korea Selatan, ditahan dalam aksi tersebut.
Jose Munoz, CEO Hyundai Motor, menjelaskan bahwa untuk tahap konstruksi pabrik seperti ini, diperlukan tenaga ahli khusus yang seringkali sulit ditemukan di AS. Penangkapan besar-besaran ini menyebabkan kelangkaan tenaga kerja terampil, sehingga memengaruhi proses pembangunan.
Pejabat imigrasi AS mengungkapkan bahwa operasi dilakukan berdasarkan hasil penyelidikan berbulan-bulan dan adanya pelanggaran visa kerja oleh para pekerja kontraktor. Steven Schrank, agen khusus Homeland Security Investigations, menegaskan bahwa mereka melakukan penegakan hukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Pemerintah Korea Selatan menyampaikan keprihatinan dan menyesalkan penangkapan ratusan warganya dalam operasi tersebut.
Dampak pada Proyek dan Investor
Penundaan pembangunan pabrik baterai ini berdampak langsung pada rencana investasi senilai 7,6 miliar dolar AS (sekitar Rp124,6 triliun). Fasilitas ini diharapkan dapat menciptakan ribuan lapangan kerja baru di kawasan tersebut mulai akhir 2025.
Munoz menyatakan bahwa penundaan ini dipastikan terjadi karena sebagian besar pekerja ingin pulang setelah kejadian tersebut. Proses pencarian pengganti tidak bisa berlangsung cepat karena keahlian teknis yang dibutuhkan sulit ditemukan di AS.
Meski ada penundaan, investasi Hyundai di AS tetap berjalan. Namun, penundaan ini harus diselesaikan terlebih dahulu agar proyek bisa kembali berjalan cepat.
Langkah Lanjutan dan Respons Manajemen
Setelah penggerebekan, manajemen Hyundai secara terbuka menyampaikan keterkejutan dan langsung meminta klarifikasi, terutama terkait keterlibatan pegawai inti. Munoz memastikan bahwa sebagian besar pekerja yang diamankan adalah tenaga kontrak dari pemasok LG.
Untuk mengantisipasi kekurangan pasokan baterai, Hyundai akan sementara waktu mengambil pasokan dari pabrik lain yang dimiliki bersama SK On di Georgia.
Peristiwa ini juga menimbulkan reaksi di fasilitas lain milik LG di AS. Beberapa pekerja di pabrik gabungan LG dan General Motors diarahkan untuk kembali ke negara masing-masing sejak Jumat (5/9).
Selain itu, serikat pekerja Hyundai di Korea Selatan telah menyatakan rencana untuk melakukan aksi mogok kerja sebagai respons terhadap kejadian ini. Peristiwa ini juga memicu perhatian luas terhadap kebijakan imigrasi AS yang semakin ketat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!