Pembunuhan Bos Bank BUMN Diduga Terkait Sindikat Terorganisir

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Pembunuhan Bos Bank BUMN Diduga Terkait Sindikat Terorganisir

Penjelasan Kuasa Hukum Mengenai Peran Tersangka dalam Kasus Pembunuhan Kepala Cabang Bank

Empat tersangka yang saat ini ditahan oleh pihak kepolisian mengaku hanya bertindak sebagai pelaku utama dalam aksi penculikan dan pembunuhan terhadap Mohamad Ilham Pradipta, seorang kepala cabang bank BUMN. Mereka disebut hanya melaksanakan perintah setelah dijanjikan imbalan sebesar Rp50 juta. Namun, uang tersebut tidak pernah sepenuhnya diterima oleh para tersangka.

Kuasa hukum dari empat tersangka, Adrianus Agal, menyatakan bahwa kliennya berinisial AT, RS, RAH, dan EW alias Eras hanya berada dalam klaster penculikan. Menurutnya, mereka hanya menerima uang muka (DP) dari janji imbalan tersebut, sementara sebagian besar uang sudah disita oleh penyidik. Selain itu, mereka tidak terlibat langsung dalam pengintaian maupun pembunuhan korban.

Adrianus menjelaskan bahwa informasi dari penyidik menunjukkan adanya tiga klaster pelaku dalam kasus ini. Pertama adalah pengintai yang memantau gerak-gerik korban, kemudian penculik yang bertugas menyeret korban ke mobil, dan terakhir eksekutor yang menghabisi nyawa korban. Pembagian peran ini menunjukkan bahwa aksi ini bukanlah tindakan spontan, melainkan rencana yang terstruktur dengan banyak pihak terlibat.

“Kalau eksekutor, kami tidak tahu bagaimana prosesnya. Itu terputus dari klien kami. Yang jelas, mereka hanya mendapat informasi lokasi korban dan bertugas menjemput paksa,” tambah Adrianus.

Permintaan Maaf kepada Keluarga Korban

Selain memberikan penjelasan tentang peran para tersangka, Adrianus juga menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban atas tindakan yang dilakukan oleh keempat tersangka. Ia menyatakan bahwa pihak keluarga Eras dan tiga tersangka lainnya menyampaikan permintaan maaf tersebut.

Adrianus berharap penyidik segera mengungkap siapa pelaku utama dan motif di balik aksi keji ini. Ia juga menyoroti adanya dugaan keterlibatan oknum berinisial F dalam kasus ini. Menurutnya, oknum tersebut terlibat dalam pengintaian dan eksekusi korban.

“Kami dari pihak keluarga sudah minta perlindungan hukum ke Panglima TNI. Kami juga sudah minta perlindungan hukum ke Kapolri karena ada dugaan oknum,” ujar Adrianus. Meski begitu, ia tidak menjelaskan secara detail apakah oknum tersebut merupakan aparat penegak hukum atau bukan.

Menurut data yang diperoleh dari lapangan, ada dugaan bahwa oknum bernama F memberi perintah untuk menyerahkan korban di daerah Jakarta Timur. Hal ini menjadi salah satu aspek penting dalam penyelidikan kasus ini.

Awal Terjadinya Kasus Penculikan dan Pembunuhan

Kasus ini bermula pada Rabu (20/8/2025), ketika korban Ilham disergap di area parkir supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Rekaman CCTV menunjukkan bahwa ia sedang membuka pintu mobil sebelum tiba-tiba ditarik dan dipaksa masuk ke kendaraan para pelaku.

Sehari kemudian, jasad Ilham ditemukan di persawahan kawasan Cikarang, Bekasi, dalam kondisi mengenaskan dengan tangan, kaki, dan wajah terikat lakban. Polda Metro Jaya tidak hanya menangkap empat penculik, tetapi juga membekuk empat aktor intelektual yang diduga sebagai pengendali.

Keempat tersangka intelektual ini berinisial C, DH, YJ, dan AA. Dari empat orang tersebut, tiga di antaranya ditangkap di Solo, Jawa Tengah, sementara AA diamankan di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.