
Paus Leo XIV Menyatakan Takhta Suci Belum Yakin dengan Istilah Genosida di Gaza
Paus Leo XIV mengungkapkan bahwa Takhta Suci belum siap menyebut tindakan militer Israel di Gaza sebagai genosida, meskipun isu tersebut semakin menjadi perhatian global. Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara yang dilakukan pada Juli 2025 dan dipublikasikan beberapa waktu lalu. Paus menekankan bahwa penggunaan istilah genosida semakin umum, namun pihaknya masih membutuhkan penjelasan lebih lanjut sebelum membuat keputusan resmi.
"Kata genosida semakin sering digunakan. Namun, secara resmi, Takhta Suci belum yakin kami dapat menyatakannya," ujar Paus Leo XIV dalam wawancara dengan jurnalis Amerika Serikat, Elise Ann Allen, untuk buku Pope Leo XIV: Global Citizen, Missionary of the 21st Century.
Ia menjelaskan bahwa ada definisi teknis terkait genosida, dan perhatian terhadap isu tersebut terus meningkat di berbagai kalangan. Pernyataan ini muncul setelah penyelidik independen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuduh Israel melakukan genosida di Gaza. Laporan tersebut menyebut bahwa kampanye militer Israel ditujukan untuk menghancurkan Palestina, dan menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu serta sejumlah pejabat tinggi lainnya telah menghasut kekerasan.
Laporan tersebut merupakan kali pertama lembaga investigasi resmi yang diamanatkan oleh PBB menyatakan bahwa Israel telah melakukan tindakan genosida.
Kritik terhadap Respons Amerika Serikat
Dalam wawancara yang sama, Paus Leo XIV juga menyampaikan kekecewaannya terhadap kegagalan negara asalnya, Amerika Serikat, dalam menekan Israel untuk mengurangi penderitaan warga sipil di Gaza. Ia merasa frustrasi karena bahkan dengan pernyataan yang jelas dari pemerintah AS, termasuk dari Presiden Donald Trump, belum ada tanggapan nyata yang efektif dalam mengurangi penderitaan rakyat.
"Sangat membuat frustrasi bahwa bahkan Amerika Serikat pun kesulitan menekan Israel agar meringankan penderitaan di Gaza," ujarnya. "Bahkan dengan beberapa pernyataan yang sangat jelas dari Pemerintah AS, termasuk dari Presiden (Donald) Trump baru-baru ini, belum ada tanggapan yang nyata untuk menemukan cara efektif dalam mengurangi penderitaan rakyat, khususnya warga sipil yang tak bersalah."
Paus juga menyampaikan rasa sedihnya melihat visual penderitaan di Gaza yang disiarkan media internasional. "Sangat mengerikan melihat gambar-gambar yang kita lihat di televisi. Semoga kita tidak mati rasa," katanya. "Kita tidak bisa mengabaikan ini. Kita harus terus mendorong, mencoba, dan membuat perubahan di sana."
Konteks Perang di Gaza
Perang di Gaza pecah setelah serangan kelompok Hamas terhadap wilayah Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.219 orang, berdasarkan penghitungan AFP terhadap data resmi Israel. Sebagai respons, Israel melancarkan serangan balasan yang menyebabkan hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi dan menewaskan lebih dari 65.000 orang, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza. PBB menganggap angka tersebut dapat dipercaya.
Dalam pernyataannya pada Rabu (17/9/2025), Paus Leo XIV kembali menyuarakan solidaritas terhadap rakyat Gaza. "Warga sipil di Gaza sekali lagi dipaksa meninggalkan tanah mereka dan hidup dalam kondisi yang tidak dapat diterima," ujarnya.
Paus menegaskan pentingnya untuk tetap memberikan dukungan kepada rakyat Gaza dan meminta semua pihak untuk bekerja sama dalam mencari solusi damai. Ia berharap komunitas internasional akan lebih aktif dalam mencegah konflik yang terus berlangsung dan mengurangi dampak buruk bagi warga sipil.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!