Panen Kacang Hijau Hitam di Malaka: Terobosan Agro Teknologi untuk Gizi dan Ekonomi

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Panen Kacang Hijau Hitam di Malaka: Terobosan Agro Teknologi untuk Gizi dan Ekonomi

Inovasi Kacang Hijau Berbiji Hitam dari Universitas Nusa Cendana

Di tengah upaya memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani di wilayah lahan kering, tim peneliti Universitas Nusa Cendana (Undana) berhasil menciptakan inovasi baru dalam bentuk varietas kacang hijau berbiji hitam. Proyek ini dilaksanakan melalui program Riset Inovatif-Produktif (RISPRO) yang didanai oleh LPDP Kementerian Keuangan RI.

Panen perdana dilakukan di lokasi uji daya hasil di Kabupaten Malaka, tepatnya di Desa Alkani, Kecamatan Wewiku. Lokasi ini merupakan salah satu dari empat titik uji coba yang tersebar di wilayah lahan kering NTT, termasuk Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU), dan Manggarai Barat.

Acara panen yang berlangsung pada hari Kamis, tanggal 21 Agustus 2025 lalu, turut dihadiri oleh perwakilan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Malaka, Ir. Yustinus Nahak, M.Si, para petani lokal, serta anggota tim peneliti Undana seperti Prof. Lince Mukkun, Prof. I G.B. Adwita Arsa, Prof. Agnes V. Simamora, Widasari Bunga, SP., M.Sc., Aristarkhus Taloim, S.P., M.Si, dan Yasinta L. Kleden, S.P., M.Sc.

Dalam arahannya, Ir. Yustinus Nahak memberikan apresiasi terhadap kinerja tim peneliti yang telah mampu merakit calon-calon varietas unggul kacang hijau. Ia menilai bahwa penggunaan Varietas Unggul Nasional Fore Belu, yang berasal dari Malaka, sangat strategis dalam mengurangi ketergantungan pada benih luar daerah.

Sebelum proses panen, dilakukan pengamatan sistematis terhadap galur-galur kacang hijau generasi F8. Evaluasi mencakup karakter vegetatif seperti tinggi tanaman, umur berbunga, dan umur panen, serta karakter morfologis seperti warna daun, bunga, dan biji. Pengamatan juga dilakukan terhadap fase generatif, termasuk jumlah buku produktif dan jumlah polong per tanaman.

Hasil uji menunjukkan bahwa beberapa galur F8 memiliki daya hasil sekitar 1,0 hingga 1,6 ton/ha dengan umur panen pendek (sekitar 57 hingga 65 hari setelah tanam). Daya hasil galur F8 hasil persilangan antara Fore Belu dan Lokal Sabu melebihi varietas pembanding Vima 4 dan Vima 5, yang memiliki daya hasil berkisar 0,7 hingga 0,9 ton/ha.

Galur-galur unggul ini juga menunjukkan potensi tinggi, dengan hasil yang mencapai hingga 2 ton/ha di lokasi Manggarai Barat dan 1,6 ton/ha di lokasi Timor Tengah Utara. Warna biji hitam pada beberapa galur menunjukkan kandungan antosianin dan polifenol tinggi, menjadikannya sebagai kandidat kuat untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional.

Prof. Yosep Seran Mau menyatakan bahwa kombinasi antara ketangguhan di lapangan dan nilai gizi tinggi menjadi jawaban atas kebutuhan pertanian adaptif di lahan kering. Galur-galur ini tidak hanya unggul dari sisi produksi, tetapi juga membuka peluang nilai tambah di rantai pasok pangan dan kesehatan.

Panen perdana ini juga menjadi ajang aktualisasi alumni dan mahasiswa Prodi Agroteknologi Faperta Undana. Empat alumni muda, seperti Gervasilus Verino Asa, S.P; Aprianto Nana, S.P; Frida Seran, S.P; dan Mario J.R.Kune, S.P., M.Ling, aktif dalam pendampingan teknis dan komunikasi dengan petani. Sementara itu, empat mahasiswa aktif Prodi Agroteknologi seperti Adriana Abuk Natonis, Anggelina do Santos, Liggiria Jenisia Nahak, dan Satriana Nahak terlibat dalam pengambilan data sebagai bagian dari penelitian skripsi mereka.

Keikutsertaan Agustinus Herikus Hane, mahasiswa Prodi Bahasa Inggris, menunjukkan kerja sama lintas disiplin dalam proyek ini. Diskusi hangat antara petani, peneliti, mahasiswa, dan alumni berlangsung alami di tengah ladang panen, menciptakan ruang dialog dua arah.

Petani Hanemasin menyampaikan kepuasan mereka atas hasil panen yang cepat dan banyaknya polong. Sehari setelah panen, tim peneliti melakukan diskusi strategis bersama Plh. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Malaka, Bapak Laurens Bere, S.P., M.Si. Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa Kabupaten Malaka siap mendukung pengembangan lebih lanjut dan menjadi salah satu lokasi uji multilokasi tahun depan.

Program ini sejalan dengan visi Program Studi Agroteknologi Faperta Undana: “Pada tahun 2030 menjadi lembaga penyelenggara Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang Agroteknologi Lahan Kering Wilayah Semiringkai Kepulauan yang berkelanjutan, berwawasan wirausaha, dan berdaya saing global.” Melalui pendekatan ilmiah dan kolaborasi multi-aktor, kegiatan ini tidak hanya mendekatkan hasil riset dengan masyarakat tetapi juga membuka jalur nyata menuju ketahanan pangan, peningkatan ekonomi petani, dan perbaikan gizi di wilayah lahan kering Indonesia.

Ke depan, galur-galur unggul yang lolos seleksi akan mengikuti uji multilokasi sebagai tahap lanjutan sebelum dipersiapkan untuk diusulkan menjadi calon varietas unggul nasional pertama untuk kacang hijau berbiji hitam. Keunggulan adaptasinya di lahan kering NTT memberi harapan besar untuk pengembangan di wilayah lain yang memiliki karakter agroklimat serupa.