
Tren Pekerja Informal di Sektor Manufaktur yang Menimbulkan Kekhawatiran
Pascapandemi, terdapat peningkatan signifikan dalam proporsi pekerja informal di sektor manufaktur. Hal ini menjadi perhatian serius bagi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) karena dapat memengaruhi kontribusi sektor tersebut terhadap penerimaan pajak negara.
Sektor manufaktur selama ini menjadi salah satu sumber utama pendapatan fiskal. Namun, tren peningkatan jumlah pekerja informal menunjukkan adanya tantangan struktural yang perlu segera diatasi.
Perubahan Struktur Tenaga Kerja dan Dampaknya pada Ekonomi
Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Indef, Andry Satrio Nugroho, menjelaskan bahwa banyak tenaga kerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja selama proses deindustrialisasi tidak langsung menjadi penganggur, tetapi beralih ke posisi pekerja setengah menganggur atau membantu bisnis keluarga. Secara statistik, mereka termasuk dalam kategori pekerja informal.
Perubahan ini menciptakan tantangan bagi perekonomian industri, terutama dari sisi pendapatan negara. Meskipun sektor manufaktur masih menjadi andalan penerimaan pajak, peningkatan jumlah pekerja informal berdampak pada penurunan basis pajak yang bisa dipungut oleh negara.
Data yang Mengkhawatirkan
Realisasi penerimaan pajak penghasilan (PPh) selama beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa pajak ini tetap menjadi yang tertinggi dibandingkan jenis pajak lainnya. Namun, peningkatan jumlah pekerja informal berpotensi mengurangi kontribusi sektor manufaktur terhadap penerimaan pajak.
Data terbaru menunjukkan penurunan penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Tahunan wajib pajak orang pribadi (WP OP) sebesar 159.539 atau 1,21% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, data dari Sakernas BPS menunjukkan peningkatan jumlah pengangguran sebesar 83.000 orang atau naik 1,11% dari Februari 2024 ke Februari 2025. Peningkatan juga terjadi pada jumlah pekerja informal dari 59,17% menjadi 59,4%.
Masalah Struktural dalam Industri Padat Karya
Indef juga menyatakan bahwa sektor industri padat karya seperti tekstil dan pakaian jadi serta sebagian subsektor makanan dan minuman sedang mengalami kesulitan. Banyak pekerja di sektor-sektor ini kini berstatus informal, sehingga kualitas lapangan kerja semakin menurun.
Menurut Andry, diperlukan langkah formalisasi tenaga kerja serta reformasi struktur industri agar daya saing manufaktur dapat kembali meningkat. Ini tidak hanya berkaitan dengan perubahan status pekerja, tetapi juga perbaikan mendasar pada struktur industri.
Keterkaitan antara Pendidikan dan Kebutuhan Industri
Andry menambahkan bahwa akar masalah dari peningkatan jumlah pekerja informal juga berasal dari ketidaksesuaian antara sektor pendidikan dan kebutuhan industri. Banyak tenaga kerja yang masuk ke industri manufaktur tidak memiliki keahlian yang sesuai, sehingga cenderung beralih ke sektor informal.
Indef merekomendasikan agar pemerintah dan pelaku industri lebih serius dalam membangun sinergi antara dunia pendidikan, pelatihan vokasi, dan kebutuhan industri. Dengan demikian, transformasi ketenagakerjaan dapat berjalan seiring dengan pemulihan sektor manufaktur.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!