Modus Halus dalam Kasus Pemerasan di Kemenaker
Immanuel Ebenezer, yang akrab disapa Noel, tidak menggunakan ancaman kasar dalam menjalankan modus pemerasannya. Sebaliknya, ia memilih pendekatan yang lebih halus dengan berbicara tentang hobi motor besar. Dengan obrolan ringan tersebut, ia berhasil mengubah permintaan menjadi hadiah berupa motor Ducati. Pendekatan ini menunjukkan cara yang cukup canggih dalam mengelola kekuasaan dan pengaruh.
Modus ini ternyata membuka jalur baru dalam investigasi korupsi yang melibatkan aliran dana. Tidak hanya terbatas pada dirinya sendiri, kasus ini juga menyentuh nama-nama penting seperti Menteri Ketenagakerjaan Yassierli dan mantan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah melakukan penangkapan terhadap 10 orang termasuk Noel, dan kini fokusnya beralih pada dua tokoh penting tersebut.
Menurut Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu, aliran dana dari pemerasan dalam pengurusan sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) tidak berhenti di Noel. Menurutnya, kasus ini sudah berlangsung sejak 2019, ketika Ida Fauziyah masih menjabat sebagai Menteri Ketenagakerjaan. Meskipun begitu, Asep Guntur menegaskan bahwa penyelidikan dilakukan secara hati-hati dan tidak gegabah.
“Tentunya kami sedang mendalami,” ujarnya saat berbicara di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Pusat. Selain itu, pihaknya juga akan mengecek apakah ada pihak lain yang diduga menerima dana selama periode 2019-2025, termasuk para staf khusus Menaker.
Penggunaan Motor Ducati sebagai Hadiah
Dalam kasus pemerasan ini, salah satu contoh yang menonjol adalah saat Immanuel Ebenezer meminta motor Ducati kepada Koordinator Bidang Kelembagaan dan Personel K3 Kemenaker, Irvian Bobby Mahendro (IBM). Setyo Budiyanto, Ketua KPK, mengungkapkan bahwa dalam percakapan tersebut, Noel bertanya: “Saya tahu kamu main motor besar. Kalau untuk saya (IEG), cocoknya motor apa?”
Pembicaraan ini berkaitan dengan kasus dugaan pemerasan dalam pengurusan sertifikat K3. Setelah itu, IBM kemudian membelikan dan mengirimkan satu unit motor Ducati ke rumah Noel. Pembelian dilakukan secara off the road atau tanpa surat-surat kendaraan. KPK menduga bahwa cara ini dilakukan untuk menyembunyikan transaksi.
Selain motor Ducati, Immanuel Ebenezer juga disebut menerima uang sebesar Rp 3 miliar untuk renovasi rumah. Setelah penangkapan, KPK menahan seluruh tersangka selama 20 hari pertama, hingga 10 September 2025, di Rumah Tahanan Cabang KPK Gedung Merah Putih.
Daftar Tersangka dalam Kasus Ini
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, berikut adalah daftar tersangka dalam perkara ini:
- Irvian Bobby Mahendro (IBM), Koordinator Bidang Kelembagaan dan Personel K3 Kemenaker 2022-2025
- Gerry Aditya Herwanto Putra (GAH), Koordinator Bidang Pengujian dan Evaluasi Kompetensi Keselamatan Kerja Kemenaker 2022-sekarang
- Subhan (SB), Subkoordinator Keselamatan Kerja Direktorat Bina K3 Kemenaker 2020-2025
- Anitasari Kusumawati (AK), Subkoordinator Kemitraan dan Personel Kesehatan Kerja Kemenaker 2020-2025
- Fahrurozi (FRZ), Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan (Binwasnaker) dan K3 Kemenaker Maret-Agustus 2025
- Hery Sutanto (HS), Direktur Bina Kelembagaan Kemenaker 2021-Februari 2025
- Sekarsari Kartika Putri (SKP), Subkoordinator di Kemenaker
- Supriadi (SUP), Koordinator di Kemenaker Temurila (TEM), pihak PT KEM Indonesia
- Miki Mahfud (MM), pihak PT KEM Indonesia
- Immanuel Ebenezer Gerungan (IEG), Wakil Menteri Ketenagakerjaan (nonaktif)
Penanganan kasus ini terus berlanjut, dan KPK berkomitmen untuk mengungkap semua fakta yang ada. Dengan pendekatan yang teliti dan sistematis, KPK berharap bisa memberikan keadilan bagi rakyat dan memastikan transparansi dalam pengelolaan dana negara.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!