
Sejarah dan Pesona Istana Kepresidenan Tampaksiring di Bali
Istana Kepresidenan Tampaksiring adalah salah satu bangunan istimewa yang memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia. Selain sebagai tempat tinggal resmi Presiden, istana ini juga menjadi pusat kegiatan kenegaraan. Di Indonesia, terdapat beberapa istana yang dibangun pada masa sebelum maupun setelah kemerdekaan. Namun, Istana Tampaksiring merupakan satu-satunya istana yang dibangun setelah Indonesia merdeka.
Istana ini dibangun pada tahun 1957, sebelum pembangunan Istana Kepresidenan di Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan. Ide pembangunan istana ini berasal dari Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan sebuah tempat peristirahatan bagi dirinya sendiri serta tamu-tamu negara saat berkunjung ke Bali.
Arsitektur Istana Tampaksiring menggabungkan unsur budaya Indonesia secara umum dengan kearifan lokal Bali. Lokasinya berada di Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. Nama “Tampaksiring” berasal dari bahasa Bali, yaitu “Tampak” yang berarti telapak dan “Siring” yang berarti miring. Nama ini mengacu pada karakteristik medan di sekitar istana yang berupa perbukitan dengan kemiringan tertentu.
Seiring waktu, Istana Kepresidenan Tampaksiring mulai dibuka untuk kunjungan wisatawan dengan aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Pengunjung dapat menikmati keindahan area istana selama jam operasional yang telah ditentukan. Jam operasionalnya adalah Senin hingga Jumat mulai pukul 09.00 hingga 14.00 WITA, serta Sabtu dari pukul 09.00 hingga 12.00 WITA.
Di sekitar kawasan istana juga terdapat lokasi wisata yang sakral, yakni Pura Tirta Empul. Pura ini dikenal dengan kolam suci yang digunakan oleh masyarakat adat Bali untuk menjalani ritual tradisional mandi Melukat. Namun, tidak semua orang diperbolehkan mengikuti ritual ini secara bebas.
Jika ingin merasakan segarnya air mata air di Tampaksiring tanpa harus mandi di kolam utama, pengunjung bisa mencoba kolam pemandian yang letaknya tidak jauh dari sana. Biasanya, kolam ini digunakan masyarakat umum, terutama saat perayaan hari raya penting seperti Galungan dan Hari Saraswati, untuk melakukan mandi ritual.
Untuk mengunjungi Istana Kepresidenan Tampaksiring, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Persiapan dokumen meliputi:
- Surat elektronik (email)
- Scan atau foto identitas diri (KTP atau SIM)
- Surat permohonan kunjungan yang ditujukan kepada Kepala Istana Kepresidenan Tampaksiring Bali
- Daftar peserta dalam format Ms. Word, Ms. Excel, atau PDF
- Nomor telepon koordinator atau penanggung jawab yang dapat dihubungi
Setelah persyaratan lengkap, kunjungan dapat dilakukan dengan mengakses situs resmi istana melalui alamat yang telah disediakan dan mengikuti prosedur pendaftaran.
Tidak ada biaya tiket untuk masuk ke Kawasan Istana Tampaksiring yang dibuka untuk umum. Sementara itu, untuk memasuki Pura Tirta Empul, pengunjung diwajibkan membayar tiket masuk sebesar Rp30.000 per orang. Pura ini buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 18.00 WITA.
Apakah Anda tertarik untuk mengunjungi Istana Kepresidenan Tampaksiring dan menikmati pesona budaya serta sejarah yang ada di sana?
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!