
Anggaran Rp 135 Miliar untuk Hilirisasi Perkebunan di Jawa Tengah
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mendapatkan dukungan besar dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI dalam bentuk anggaran sebesar Rp 135 miliar. Dana ini akan digunakan untuk hilirisasi perkebunan di wilayah Jateng, dengan fokus pada tiga komoditas unggulan yaitu tebu, kopi, dan kelapa.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perkebunan Kementan RI, Abdul Roni Angkat, dana tersebut akan dialokasikan untuk beberapa komoditas seperti tebu, pala, jambu mete, kakao, kopi, dan kelapa. Salah satu bagian dari anggaran ini akan digunakan untuk pengembangan lahan tebu seluas 11 ribu hektare.
Program ini akan dimulai pada bulan September dan diharapkan selesai pada awal Desember 2025. Menurut Roni, tebu menjadi prioritas karena kebutuhan gula konsumsi dan industri nasional masih kurang. Secara nasional, kebutuhan gula konsumsi mencapai sekitar 500 ribu ton, sedangkan kebutuhan gula industri mencapai 4-5 juta ton.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dibutuhkan penambahan luas perkebunan tebu sekitar 100 ribu hektare. Saat ini, produksi gula nasional berada di angka 2,4 juta ton, sementara kebutuhan konsumsi mencapai 2,9 juta hingga 3 juta ton. Dengan penambahan 500 ribu ton, kebutuhan gula kristal putih dapat terpenuhi dan menjadikan Indonesia swasembada gula konsumsi.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, sangat mendukung program ini dan telah memberikan instruksi kepada dinas terkait untuk segera melakukan koordinasi dengan dinas pertanian dan perkebunan di masing-masing kabupaten dan kota. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan memaksimalkan alokasi anggaran yang diberikan oleh Kementan.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Defransisco Dasilva Tavares, menambahkan bahwa koordinasi dengan dinas terkait di kabupaten dan kota akan terus dilakukan. Kementan akan memberikan panduan untuk mengalokasikan bantuan tersebut.
Tebu, kopi, dan kelapa adalah tiga komoditas utama yang menjadi target pengembangan. Untuk kelapa dan kopi, persiapan sudah mencapai 100 persen. Sementara itu, persiapan untuk tebu masih mencapai 80,75 persen. Gubernur akan mendorong produksi tebu dan akan segera mengadakan rapat dengan para Bupati dan Wali Kota agar proses pengembangan dapat dipercepat.
Berdasarkan data, Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi penghasil tebu terbesar ke-3 setelah Jawa Timur dan Lampung. Luas areal tebu pada tahun 2024 mencapai 58.633,39 hektare dengan hasil produksi tebu sebesar 3.718.519,02 ton dan gula kristal putih sebesar 258.776,845 ton.
Komoditas lain yang menjadi unggulan sektor perkebunan di Jawa Tengah adalah kopi dan kelapa. Luas areal kopi di Jateng mencapai 47.714,53 hektare dengan produksi 26.507,79 (equivalent kopi ose). Perkebunan kopi tersebar di 28 kabupaten/kota dengan jenis kopi robusta dan arabika. Beberapa kabupaten juga telah ditetapkan sebagai kawasan kopi nasional, antara lain Kabupaten Temanggung, Wonosobo, Semarang, Magelang, dan Jepara.
Sementara untuk kelapa, Jawa Tengah masuk dalam 10 besar provinsi dengan produksi kelapa tertinggi nasional. Data produksi pada Tahun 2024 adalah 161.233 ton (equivalent kopra) dengan luas areal seluas 200.863 hektare.
Produksi tahun 2024 dari tiga komoditas tersebut mencapai 100 persen bahkan lebih. Dari potensi ini, Kementan melihat Jateng memiliki potensi untuk meningkatkan produksi lebih tinggi lagi karena dukungan nasional. Semua komoditas tersebut selalu menjadikan Jateng sebagai bagian dari kontributor besar nasional.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!