Maafin Aku, Nafa Urbach Dihujat Karena Dukung Tunjangan DPR

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Permintaan Maaf Nafa Urbach atas Pernyataannya tentang Tunjangan Rumah Anggota DPR

Nafa Urbach, anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi NasDem, akhirnya menyampaikan permintaan maaf setelah pernyataannya mengenai dukungan terhadap tunjangan rumah anggota DPR sebesar Rp50 juta per bulan menuai kritik dari publik. Pernyataan tersebut dinilai oleh sebagian pihak kurang menunjukkan empati terhadap kondisi ekonomi masyarakat saat ini.

Dalam unggahan di Instagram-nya, Nafa Urbach menyampaikan permintaan maaf atas statement yang dianggap melukai perasaan banyak orang. Ia menjelaskan bahwa tunjangan tersebut diberikan sebagai kompensasi karena para anggota DPR sudah tidak lagi memperoleh rumah jabatan. Namun, penjelasan itu justru menuai banyak kritik. Publik menganggap pernyataan Nafa tidak mencerminkan empati terhadap situasi ekonomi masyarakat yang sedang sulit.

"Guyss maafin aku yah klo statement aku melukai kalian,” tulis Nafa Urbach melalui Instagram Story. Ia juga menegaskan komitmennya untuk tetap memperhatikan kebutuhan masyarakat di daerah pemilihannya. Wilayah yang ditangani Nafa meliputi Kabupaten dan Kota Magelang, Wonosobo, Temanggung, dan Purworejo.

"Percayalah aku gak akan tutup mata untuk memberikan hidup aku buat rakyat di dapil aku sebaik mungkin yg bisa aku kerjakan saat ini," tulis mantan istri Zack Lee tersebut. Ia juga menyampaikan bahwa ia memahami kekecewaan masyarakat, dan berkomitmen untuk bekerja lebih sungguh-sungguh, amanah, serta berpihak pada rakyat.

Saat ini, Nafa Urbach gencar membagikan aktivitasnya di dapil, termasuk program pembangunan sumur bor untuk mengatasi krisis air di desa-desa terdampak kemarau. Ia sering membagikan aktivitas tersebut di media sosial. "Saat ini team aku di dapil masih mengusahakan untuk membangun sumur bor di setiap desa yg terkena kemarau, mungkin belum terjangkau semua krn kan memang buanyak yah guys desanya dan butuh proses pengeboran yg tdk mudah krn harus mencari sumber airnya,” jelasnya.

Penjelasan Nafa Urbach tentang Tunjangan Rumah Anggota DPR

Nafa Urbach menyebut bahwa anggota dewan kini tidak mendapat rumah jabatan. Buntut dari hal itu, banyak anggota dewan yang berasal dari luar kota mengontrak di daerah Senayan. "Anggota dewan itu ga dapat rumah jabatan, dikarenakan banyak sekali anggota dewan yang berasal dari luar kota, mangka dari itu banyak sekali anggota dewan yang ngontrak di daerah Senayan," ujarnya.

Ia juga curhat soal kondisinya yang tinggal di Bintaro. Diakui Nafa, ia kerap terjebak macet saat berangkat bekerja. "Supaya memudahkan mereka untuk ke kantor DPR." "Saya aja yang tinggalnya di Bintaro macetnya luar biasa ini udah setengah jam di perjalanan masih macet, gitu" kata Nafa Urbach, saat siaran langsung di Instagram.

Pernyataan Nafa Urbach itu justru banjir kritikan netizen. Banyak yang menyinyiri Nafa lantaran mendukung tunjangan rumah dinas senilai Rp 50 juta per bulan tersebut. Kritikan tersebut mencakup berbagai aspek, seperti nominal yang dianggap terlalu besar dan kesenjangan antara kepentingan anggota DPR dengan kebutuhan masyarakat.

Selain tunjangan rumah dinas DPR, publik juga menyoroti gaji DPR yang konon tembus Rp 100 juta per bulan. Jika dihitung, maka DPR bisa mengantongi Rp 3 juta per hari. Namun, Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar membantahnya. Ia menyebut tunjangan perumahan itu beda dengan gaji. "Salah itu kalau gaji Rp 100 juta. Cek saja ke Kemenkeu. Kalau tunjangan perumahan itu beda dengan gaji," ujar Indra kepada Kompas.com.

Untuk nominal tunjangan perumahan yang diterima anggota DPR, Indra membenarkan bahwa angkanya mencapai Rp 50 juta per bulan. Ia menyebut tunjangan anggota DPR masih berlandaskan Surat Edaran (SE) Setjen DPR RI Nomor KU.00/9414/DPR RI/XII/2010. Gaji pokok anggota DPR masih mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2000 tentang Gaji Pokok Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara Dan Anggota Lembaga Tinggi Negara Serta Uang Kehormatan Anggota Lembaga Tertinggi Negara.

Dengan demikian, kata Indra, gaji anggota DPR tidak mencapai setengah dari Rp 100 juta, seperti yang diberitakan. "Iya, diluar tunjangan perumahan itu enggak sampai setengahnya," imbuh Indra.